Duarrr ... Jrengg ....
Hari ini jalan utama Ibukota begitu ramai. Semua penduduk tumpah ke jalanan dan berkumpul di sepanjang jalan utama tersebut. Musik dari alunan genderang dan ledakan petasan semakin membuat semangat semua orang menggebu-gebu. Yang mereka rayakan bukanlah festival atau hari raya, melainkan meramaikan pernikahan Pangeran kerajaan Wei yang akan berlangsung siang ini.
Diketahui kereta pengantin wanita sedang diarak menuju kediaman Chunshi. Ya, pernikahan kali ini diresmikan langsung oleh Kaisar Hui. Sang Kaisar mengeluarkan dekrit agar semua orang meramaikan pesta pernikahan Pangeran Xuan dan calon istrinya.
Namun kegembiraan warga Ibukota hanyalah sandiwara belaka. Dari belakang, mereka semua berbicara buruk atas pernikahan yang meriah ini.
"Jenderal Dua pasti terkena sihir! Bagiamana bisa dia meminta Kaisar menikahinya dengan Pangeran Xuan yang terkenal bodoh itu?!"
"Masa depan Bai Xue Jian begitu cerah. Sebagai Jenderal perang, kenapa dia mau menikah dengan Pangeran bodoh yang tidak bisa melakukan apa pun?!"
Itu hanyalah percakapan buruk orang-orang pada pernikahan yang diadakan hari ini. Tidak ada yang berani berbicara langsung di depan karena takut akan dihukum oleh pengawal istana.
Seburuk apa pun reputasi Pangeran Xuan, dia tetaplah Pangeran dari Dinasti Wei ini. Biarpun terkenal bodoh dan tidak bia melakukan apa pun tapi Pangeran Xuan adalah putra dari mendiang Permaisuri Yun, harus dihormati walaupun sebenarnya enggan melakukannya.
Di dalam kereta kuda, pengantin wanita yang memakai gaun serba merah hanya terdiam dengan keramaian yang ada di luar. Meskipun tidak mendengar orang berkata apa tapi dia tahu betul kalau semua orang yang sedang mengelilinginya ternyata menghina pernikahannya.
Tetap diam dan menahan semuanya karena ini adalah keputusannya sendiri yang ingin menikah dengan Pangeran Xuan. Tidak peduli orang ingin bergosip apa, yang terpenting bisa menikah dan melindungi pria yang selama ini selalu ditunggu.
Sementara itu, di kediaman Chunshi juga sedang terjadi keributan. Sang Pangeran terus berteriak tanpa henti meminta untuk menolak dinikahkan.
"Lepaskan aku! Aku tidak mau menikah!" Dia terus melawan dua penjaga yang menahan tangannya. Pria bernama asli Helian Qi itu berusaha untuk memberontak walaupun tenaganya tidak akan sebanding dengan dua pengawal yang mengikatnya ini.
Para pelayan dan pengawal sangat kewalahan menangani pria yang satu ini. Pelayan yang bertugas bahkan belum merapikan pakaian yang dikenakan Pangeran Xuan karena Sang Pangeran terus saja berlarian ke sana kemari.
"Bagaimana ini? Sebentar lagi kereta kuda Jenderal Xue akan datang! Jika dia melihat Pangeran yang belum siap, itu pasti akan mempermalukannya di depan semua orang," panik salah satu pelayan.
"Untuk apa mencemaskan reputasi Jenderal Xue?! Dia yang memilih ingin menikah dengan Pangeran Xuan yang bodoh! Hanya orang yang sama bodohnya yang mau menikah dengan Helian Qi!" tutur salah satu pelayan lainnya.
Tampaknya para pelayan di kediaman Chunshi ini juga sudah muak menjadi pelayan dari seorang Pangeran bodoh, hingga membuat mereka secara gamblang mengutarakan keburukan langsung di hadapan Pangeran Xuan sendiri.
Tidak aneh bila mereka merasa jenuh. Setiap hari harus menghadapi seorang Pangeran yang sudah dewasa tapi tingkah lakunya tidak berbeda jauh dengan anak kecil berumur lima tahun. Kalau bukan karena perintah Kaisar Hui, mana mungkin para pelayan itu mau melayani dan menjaga kediaman Chunshi ini.
"Pangeran, bisakah anda tenang? Pernikahan ini diatur oleh Kaisar. Jika anda terus menolak, maka anda bisa dihukum oleh Kaisar Hui nanti," ungkap pengawal yang masih berusaha menahan tubuh Pangeran Xuan.
"Tidak mau! Lepaskan aku! Aku mau menemui Ayah Kaisar!" berontak Helian Qi.
"Lepaskan!"
"Pangeran!"
Helian Qi telah sekuat tenaga mendorong dan juga menjauhkan kedua pengawal yang mengikat tubuhnya sampai akhirnya telah terlepas. Dengan segera Pangeran Xuan berlari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap lagi oleh para pengawal dan pelayan yang menahannya tadi.
"Pangeran Xuan! Berhenti!" Para pengawal dan pelayan mengejar Helian Qi sambil berteriak. Seisi kediaman Chunshi ini menjadi sangat heboh dengan teriakan mereka.
Helian Qi berlari sekencang mungkin hingga menabrak beberapa pelayan yang sedang menyiapkan dekorasi pernikahan di kediaman ini. Di sepanjang jalan setapak yang semula sudah dihias dengan indah, kini hancur berantakan dan bertaburan di tanah.
"Pangeran! Cepat berhenti!" teriak salah satu pengawal.
Para pengawal dan pelayan tak berhenti untuk terus mengejar Sang Pangeran bodoh itu. Mereka berlari sampai tidak memperdulikan kalau semua benda di sekelilingnya sudah berantakan tak sesuai dengan dekorasi pada awalnya.
Hosh ... Hosh ....
Sampai pada akhirnya tiba di bangunan gudang yang tinggi. Tidak ada jalan lain lagi hingga membuat Pangeran Xuan pun menghentikan larinya.
Helian Qi berbalik dan melihat kalau para pengawal dan pelayan sebentar lagi akan mencapai dirinya di sini. Dia mulai dilanda kepanikan karena tidak mau sampai tertangkap oleh mereka semua.
Dia melihat sekeliling apakah ada jalan lain atau akses agar bisa pergi dari tempat ini. Bangunan gudang yang terbuka pintunya itu sudah memperlihatkan kalau di dalam sana benar-benar tidak ada jalan keluar lain. Di ujung-ujung pun hanya ada dinding besar yang tiga kali lipat dari tinggi badannya. Tidak mungkin bagi seorang Pangeran yang tidak bisa beladiri melewati Dinding itu hanya dengan melompat saja.
"Cepat tangkap Pangeran!" Suara teriakan para pengawal sudah semakin dekat. Beberapa detik lagi mereka akan segera sampai di tempat Helian Qi berdiri sekarang.
Pangeran Xuan semakin panik sampai menggigit jari-jemarinya. Tubuhnya berdiri dengan tidak tenang sambil terus memikirkan cara agar bisa lari dari tempat ini.
Namun pada akhirnya matanya tertuju pada sebuah tangga kayu yang ada di ujung bangunan gudang. Tanpa pikir panjang dia mendekat ke sana dan segera memanjat tangga tersebut sampai ke atap gudang.
"Pangeran!" Orang-orang yang baru saja datang semakin panik bukan main. Mereka melihat kalau Sang Pangeran telah berada di atas atap gudang yang tinggi bangunannya hampir sama dengan dinding pembatas di sebelah.
"Jangan mendekat!" Helian Qi menyodorkan kedua tangannya dan merentangkan semua jari-jarinya. Dia menghentikan semua orang agar tidak ada yang berani naik ke atap ini dan mendekatinya.
Brak !!!
Tangga yang menjadi akses naik tadi ditendang sampai terjauh ke tanah. Karena bantingan yang cukup keras hingga membuat tangga tersebut jadi terbelah menjadi beberapa bagian dengan potongan kecil. Menandakan kalau tangga kayu tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi setelahnya.
"Aaa ...." Helian Qi melihat ke bawah dan mulai ketakutan. Terlihat kedua kakinya mulai bergetar sambil mata yang terus berkedip tiada henti.
Tadi tidak memikirkan resiko yang akan didapatkan. Sekarang barulah merasa ketakutan akan ketinggian dari atas atap ini. Helian Qi jadi menyesal di dalam hati karena telah salah mengambil langkah dengan naik ke bangunan yang cukup tinggi ini.
"Ya ampun! Bagaimana ini? Tangganya telah rusak dan tidak bisa digunakan kembali. Bagaimana cara naik ke atas membujuk Pangeran untuk turun ke bawah?" panik salah satu pelayan.
"Pengantin wanita akan tiba sebentar lagi tapi kediaman Chunshi ini sudah kacau balau. Belum lagi Pangeran yang berada di atas sana. Apa yang harus kita lakukan? Jika Kaisar tahu, dia pasti akan menghukum kita semua," panik pelayan yang lainnya.
Semua orang menjadi bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. Suasananya sangat kacau sampai membuat otka semua orang tidak dapat berpikir dengan maksimal.
"Pangeran Xuan ... Tenanglah! Turun dari atap itu dengan melompat, kami semua akan menangkap anda .... Tolong menurut, oke?" ucap seorang pengawal.
Pengawal itu mengisyaratkan semua orang agar bersikap tenang, jangan sampai membuat Sang Pangeran malah menjadi ketakutan dan harus meyakinkannya.
"Tidak mau! Aku tidak mau turun! Aku akan tetap di sini! Jika aku turun pasti akan menikah dengan wanita jahat itu!" jawab Helian Qi.
Di tengah ketakutannya tetap saja kekeh dengan pendirian hatinya. Helian Qi tahu kalau dia turun ke bawah pasti akan dipaksa untuk menikah dengan wanita yang didengarnya sebagai wanita kejam seperti iblis. Sang Pangeran tidak mau dan tetap memilih melawan rasa takutnya di atas atap ini.
Semua orang semakin bimbang. Mereka tidak berdaya dan tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi Pangeran yang berpikiran seperti anak kecil ini.
Hub ... Hub ...
Wuusshh ....
"Itu ... Itu Jenderal Xue!"