Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Revolusioner

🇮🇩Adi_Eriwanto001
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Negara yang amburadul dalam segi ekonomi,hukum, dan sistem pemerintahan. Setelah peralihan kekuasaan negeri Asveir menjadi negeri Adidaya
VIEW MORE

Chapter 1 - Peralihan Kekuasaan

Didalam negara yang bisa dikatakan berkembang, Asveir memiliki banyak sekali peluan untuk menjadi negara maju atau bahkan bisa menjadi negara Adidaya. Hasil hutan, laut, tambang serta rempah-rempah sangat melimpah di negeri Asveir, banyak Negara yang ingin sekali mengambil bahkan sampai menurunkan pasukannya untuk menginvasi daerah-daerah tertentu di berbagai wilayah Asveir.

Ekonomi di Asveir sangat mengerikan, padahal Asveir negara yang besar dan dikaruniai semua kekayaan alam yang melimpah. Banyak masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan, banyak pengangguran dari pendidikan sekolah tinggi yang belum mendapatkan pekerjaannya di negeri sendiri. Dahulu negeri Asveir merupakan negeri maju, semua penduduknya sejahtera, tidak ada yang mati kelaparan bahkan pendidikan dibiayai negara. Tetapi semua itu berubah seketika saat beberapa orang menjabat dipemerintahan Asveir, mereka melakukan praktek yang seharusnya tidak mereka lakukan, saat semuanya tercium oleh media massa mereka berdalih jika yang mereka lakukan merupakan hal yang wajar dan normal dilakukan oleh pejabat yang memiliki basic PEBISNIS. Iyaa, mereka membuat perusahaan industri sendiri, mereka kelola sendiri, uang diputar sendiri dan paling mengesankan nya perusahaan mereka di sokong oleh negara.

" Pejabat anggota dewan yang terhormat, pejabat Menteri yang terhormat " teriak seorang pemuda, sang revolusioner muda ini ber orasi didepan gedung megah yang didalam ditempati anggota-anggota dewan Negeri Asveir, gedung dengan penjagaan ketat dari kepolisian Asveir ditambah pintu gerbang yang sangat megah membentang di arah masuk gedung dewan tersebut. Tak lama setelah orasi ada suara tembakan dan benar Pemuda itu tergeletak, darah keluar dari pelipisnya, semua orang yang berkerumun mulai lari berhamburan meninggalkan tempat kejadian. Pemuda itu lalu diseret layaknya hewan, mayatnya diseret masuk kedalam gedung dewan. Beberapa anggota Rev melihat kejadian itu, mereka hanya bisa melihat dari kejauhan karena mereka sadar kekuatan mereka sekarang belum mampu untuk menggulingkan pemerintahan yang katanya sah itu.

Markas Revolusi mendengar kabar ada 1 orator yang gugur ber orasi di gedung dewan, rapat singkat dilakukan untuk membahas perlawanan ke mereka. Rev mulai membuat strategi bagaimana caranya untuk membuat negara lebih menghargai masyarakat yang sedang meluapkan aspirasinya. Salah 1 anggota mulai angkat bicara "lebih baik kita membuat mental mereka hancur sebelum kita mulai bergerak" ketua yang mendengar itu bertanya "bagaimana caranya.?" "Kita culik 5 anggota dewan yang korup, lalu kita paksa mereka untuk berbicara di media sosial diseluruh negeri. Setelah itu kita hilangkan mereka 1 per satu" ketua mendengar jawaban itu sedikit tidak setuju, karena cara itu sangat membahayakan anggota lainnya. "Mereka dijaga kepolisian bagaimana kita melakukannya?!"

Anggota lainnya mulai memberikan masukan "kita buat kerusuhan yang memaksa seluruh kepolisian bergerak menjauhi gedung" mendengar itu sang ketua masih tidak setuju, karena cara itu sama saja . Sang ketua mulai berfikir untuk melawan mereka. Setelah beberapa menit sang ketua mulai mengambil keputusan " jika memang mereka sudah tidak manusiawi kita juga bisa sama seperti mereka, jika mereka tidak menghargai kita kita pun bisa lebih dari mereka, baik mulai besok jam 6 pagi kita mulai bergerak dan menculik semua anggota dewan" mendengar keputusan yang diambil ketua, semua anggota berteriak setuju untuk keputusan ketua.

Di daerah Ibu kota pemerintahan pusat terjadilah perdebatan sengit antara pemimpin militer dengan para anggota menteri dan dewan, mereka bersikukuh mensoalkan perkara yang sudah terjadi sebelumnya. Pemimpin militer ingin membuat kebijakan hukum baru tentang kasus Korupsi sedangkang anggota dewan dan para menteri tidak ingin merubah peraturan yang sudah ada sebelumnya.

Isi dari peraturan pemimpin militer sebagai berikut,

1. Kasus Korupsi diserahkan kepada pengadilan militer

2. Terpidana korupsi yang terbukti harus menyerahkan beberapa organnya untuk diserahkan kepada negara

3. Jika koruptor terbukti mengambil uang lebih dari 1 triliun Guld harus memilih antara bunuh diri atau berdiam diri didalam ruangan penghukuman.

Dari beberapa peraturan yang dibuat militer, semua anggota dewan tidak setuju. Mereka menuduh militer dengan tuduhan ingin mengkudeta dan melanggar HAM, beberapa anggota militer dengan lantang berteriak "jika kalian tidak setuju kami akan memaksa kalian untuk setuju. Taring Sang Jendral mulai terlihat saat itu.

Perang politik terus terjadi tahun ke tahun, hari ke hari. Beberapa orang menjalaninya dengan rasa was-was, beberapa lagi menjalaninya dengan penuh tekanan. Hari Senin, 20 Januari , hari yang begitu hitam di setiap kota negara Asveir semua rakyat saling membunuh satu sama lain ada yang berpindah sementara ke negara tetangga ada juga yang bertahan karena tidak memiliki uang untuk membuat beberapa dokumen yang harus dilengkapi sebelum pergi ke luar negeri.

Kota Inngard menjadi saksi bisu berdarah, gedung gedung, pertokoan, swalayan dan semua rumah dibakar, dirusak. Semua masyarakat kasta bawah yang melakukan pembakaran dan perusakan itu, mereka melakukan aksinya dengan teriakan "Revolusi" pihak kepolisian mencoba menghadang tapi apa daya, kerumunan massa yang begitu banyak membuat mereka harus mundur serta membiarkan massa melakukan aksi. Beberapa jenderal dari kepolisian saat itu sepakat untuk melindungi presiden serta menteri-menterinya sedangkan jajaran Militer menutup dan memblokade jalan yang menuju area perumahan militer serta gedung pusat militer dengan penjagaan yang sangat ketat. Pihak militer setuju dengan gerakan revolusi itu, mereka ber-anggapan "Rakyat adalah inti dari negara, Rakyat yang memutar roda ekonomi" petinggi militer membuat surat yang ditujukan kepada Presiden dan jajarannya,

Kepada Yth,

Presiden Asveir

Jajaran

Kami tidak setuju dengan kebijakan yang anda buat dan kami setuju dengan gerakan Revolusi rakyat.

Kami ingin semua keinginan rakyat tercapai dan kami mohon bapak untuk turun dari jabatan Presiden sebelum kami mengutus 10 prajurit untuk membuat bapak dan seluruh jajaran bapak tertidur selamanya.

Hormat saya

Jenderal Yudh

Presiden Danhad membaca isi surat dengan wajah pucat dan tangan bergetar dia begitu takut dan tidak menyangka seorang panglima perang yang diangkatnya malah membelot dan berkhianat.

10 tahun lebih sang jendral berdiam diri melihat negerinya di hancurkan oleh pemimpinnya sendiri, dinegeri yang subur, makmur itu dibuatnya 2 kasta masyarakat, kelas atas dan kelas bawah. Saat pertama kali sang jenderal mendengar kabar kebijakan presiden tersebut, dia terdiam mukanya memerah dan seluruh badannya bergetar, saat itu dia tidak bisa melakukan apa-apa karena keluarganya masih didalam negeri ditambah lagi banyak penghianat ditubuh militer Asveir.

Suara terompet militer berbunyi di sayup sayup subuh, tentara negeri bergerak, berbaris dengan rapinya sembari tersenyum kepada masyarakat yang melihatnya, beberapa lagi ada yang memberikan makanan ke masyarakat.

Anak anak berteriak, memanggil, menggandeng di mata mereka barisan tentara yang mereka lihat adalah pahlawan yang gagah berani dan siap mati untuk negerinya. Oh sungguh pemandangan mengharukan di pagi itu, jam menunjuk pukul 7 semua pasukan militer sudah mengepung gedung pemerintahan pusat. Kepolisian yang waktu itu berjaga juga sudah mempersiapkan diri untuk melawan, anggota polisi sudah diberi kesepakatan palsu oleh pemerintah, mereka yang setia akan diberikan kenaikan jabatan 2 tingkat, demi pangkat mereka semua rela mati.

Kerusuhan yang waktu itu terjadi dikota kota sudah berhenti karena mereka sudah yakin dan percaya dengan Militer, mereka tidak lagi melakukan aksi, mereka tidak lagi membakar dan sebagainya. Rakyat hanya butuh di beri pengertian,

"bukan soal maju negara Asveir nya tapi sejahtera rakyatnya"(jenderal Yudh)

Suara hening didalam ruangan menyisakan rasa ketakutan yang begitu dalam, dari kejauhan suara genderang perang berbunyi dan suara hentakan kaki tentara mulai terdengar, semua polisi yang berjaga mengarahkan senjatanya kesetiap jalan jalan kecil berfokus diluar istana paduka.

  Didalam gedung Paduka presiden dan para dewan dewan nya sibuk mempersiapkan diri untuk melarikan diri dari istana, semua berkas, pakaian baju, dan semua data data yang mereka miliki dan negara miliki mereka siapkan.

Skenario gagal dari sang paduka presiden dan dewan dewan nya, mereka membuat kebijakan yang begitu rumit untuk di cerna oleh akal sehat manusia, mereka menganggap ini negeri (Asveir) sebagai ladang bisnis, mereka sudah memainkan rakyat nya, secara tidak langsung mereka sudah menganggap rakyatnya bodoh.

Mindset gagal dari doktrin politik partai poros, mendongkrak ekonomi, Asveir maju, Dll. Padahal yang terjadi kehancuran, kemiskinan, pembunuhan tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat miskin dan tidak masuk akalnya lagi mereka sudah jelas melakukannya masih di percaya dan disayangi oleh beberapa rakyat Asveir ( Iya kalian tahu rakyat yang kami maksud yaitu pejabat, pebisnis, dan investornya)

Suara jenderal militer berbunyi dari pengeras suara, lantang dan berat.

" Turunkan senjata atau kami turunkan kalian didalam kubur...!!! Kalian kepolisan yang tidak tahu menahu tentang peperangan, ini perang!! Bukan pengamanan !! "

Setalah mendengar perintah jenderal, semua polisi yang berjaga bergegas meletakkan senjata dan melipat tangannya kebelakang kepala dan ada beberapa lagi yang melawan, menodongkan senjata dan berteriak

"Heiiiiii !!!!! Kau siapa !!! Jenderal pengecut, jenderal Tua, sudah saatnya kau mati !! "

1 detik kemudian beberapa suara tembakan terdengar, benar polisi yang tetap melawan sudah tergeletak bersimbah darah, peluru M-24 menembus kepalanya satu persatu.

Hening sesa'at setelah tembakan terjadi, suara burung burung ikut menghilang, mendung semakin gelap, air hujan mulai turun dengan derasnya. Bau anyir darah, terasa kental di area istana paduka, terompet militer berbunyi menjadi tanda gugurnya pahlawan negeri, semua masyarakat yang mendengar menangis karena yang masyarakat tahu yang gugur seorang tentara.

Tak lama setelah terompet behenti ledakan keras terdengar dari dalam istana dan diikuti beberapa ledakan yang menghancurkan seluruh gedung istana, semua polisi yang berjaga ada yang terpental dan ada yang tewas ditempat karena terkena ledakan itu, militer yang berjaga dari jauh langsung berlari dan mendekat beberapa meter dari lokasi ledakan. jenderal Yudh memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekat ke lokasi sampai 15 menit, semua masyarakat dipaksa untuk menjauh beberapa kilometer lagi dari istana, sang jenderal memerintahkankan 10 orang pasukan untuk memeriksa polisi yang terkena ledakan tadi, jika mati ganti pakaiannya dengan pakaian militer jika masih hidup langsung beri pertolongan dan langsung di beri perawatan. Betapa bersih hati sang jenderal, dia tidak ingin nama baik polisi polisi itu tercoreng di masyarakat, semua polisi yang terdampak ledakan diberi baju militer dan surat pindah instansi dan pangkat naik 1 tingkat dari sebelumnya.

"Berbuat kebajikan itu penting tapi lebih penting untuk menghargai" -jenderal Yudh-

Beberapa tahun lalu ekonomi negeri Asveir mengalami penyusutan yang signifikan, negeri Asveir yang dulunya negeri hebat, negeri maju, negeri yang tidak lupa leluhurnya berubah menjadi negeri miskin, miskin akan kemakmuran, miskin rakyat nya dan miskin adab pemimpin-pemimpinnya. Impor produk, dari bahan pokok sampai bahan produksi negeri, semua hasil impor dari negeri tetangga, furniture, mobil, dan bahkan garam semuanya hasil impor padahal negeri Asveir merupakan negeri yang memiliki lautan luas, negeri yang kaya akan air.

Semenjak peralihan kekuasan, ekonomi Asveir mengalami kemajuan sedikit, semua petani dalam negeri, buruh dalam negeri terkena dampak positif dari kebijakan baru yg dibuat oleh Jenderal Yudh. Kebijakan yang menguntungkan seluruh petani dalam negeri, buruh, perusahaan dalam negeri.

Kebijakan baru yang dikeluarkan ialah,

1. Impor garam dan bahan pokok lainnya di hentikan.

2. Utamakan produk dan bahan makanan dari dalam negeri

3. Seluruh investor asing harus membayar pajak tanah dan singgah 50 % dari pertahunnya 10 JT Guld Asveir.

4. Seluruh petani mendapat subsidi pendidikan lanjut.

5. Seluruh buruh mendapat pendidikan lanjut.

6. Pajak usaha turun 50%, jika usahanya dimiliki oleh warga asli Asveir.

7. Pendidikan gratis bagi mereka yang tidak mampu.

8. Pemilihan anggota dewan dan kepala negara dipilih berdasarkan putra terbaik daerah dan langsung dipilih oleh gabungan organisasi Asveir.

9. Harga BBM dan seluruh harga pangan naik 2x lipat untuk pejabat negeri. Baik itu Anggota dewan, Menteri, dan Presiden.

10. Hukuman mental dan hukuman tolak ukur di jalankan.

Dari 10 kebijakan baru itu mendapat dukungan penuh dari berbagai Organisasi masyarakat, akan tetapi pendukung pendukung partai poros yang tersisa sangat tidak setuju dan menganggap kebijakan itu hanya bualan seorang idealis yang gagal.

Peraturan peraturan baru terus dibuat, tak ada yang mengeluh dari mereka biarpun pulang sampai larut tetap mereka jalankan demi keutuhan negeri dan Keadilan untuk seluruh rakyat nya.

Pemimpin negeri Asveir sementara, membuat dan merombak kota Bartav menjadi kota penghukuman, kota Bartav terletak di pulau kecil yang dulunya dijadikan pengolahan Gas, karena terjadi kesalahan pekerja membuat gas bocor dan mencemari seluruh pulau, semua hewan dan tumbuhan dipulau itu mati, tidak ada yang tersisa dipulau itu kecuali tanah dan bangunan bangunan yang ditinggalkan. Sekarang pulau itu dirombak lagi oleh pemerintah baru, bangunan dibuat menjulang tinggi, kontruksi kota dirubah semua dari rumah, sekolah, rumah, rumah sakit dan lainnya, pos pos penjaga di tempatkan di setiap sudut pulau, pemerintah berencana menjadikan kota Bartav menjadi pulau penghukuman bagi koruptor dan kriminal kelas S.

Sang jenderal berharap negeri Asveir menjadi negeri maju yang ber-adab rakyatnya dan pemimpinnya.