"Aigoo Jungjeon! Kenapa kau bersikeras menginginkan hal seperti itu? Apa kau tidak merasa jika kali ini kau pun melakukan sesuatu yang menyinggung otoritasku sebagai raja negara ini? Kau bertindak mengirim seorang dewan istana bertemu utusan Qing untuk bernegosiasi tanpa meminta izin dariku. Apa kau tak menyadarinya?"
Raja Uiyang kembali menertawakan sikap dan tindakan Ratu Heo yang dinilai sangat memaksakan kehendak. Terlebih wanita itu juga menawarkan sebuah dampak yang tak main-main. Wanita istana di depannya bahkan tak main-main dengan mempertaruhkan gelar dan takhta yang dimilikinya saat ini. Dari sudut pandang sang raja, pria itu jelas menilai istrinya sudah gila.
"Dan apa kau tidak berpikir dengan bijak? Apa kau sadar sudah mempertaruhkan sesuatu yang sangat berbahaya untukmu, Jungjeon?"