"Lo jangan banyak pikiran, nanti kalau lo stres malah bayinya susah buat lahir." Kata Tika memberi nasihat kepada Nara.
Nara menarik napas dalam-dalam. "Gimana gue nggak banyak pikiran, Ka. Perkiraan gue lahiran itu kemarin, sedangkan sekarang gue belum ngerasain apa-apa." Katanya.
Tika membenarkan posisi anaknya yang tertidur di pangkuannya. "Baru juga lewat sehari. Gue aja kemarin malah lebih seminggu. Namanya juga bayi, pasti cari hari baiknya sendiri gitu. Sabar aja, lo nggak boleh stres. Coba mikir yang baik-baik gitu, sambil diajak ngobrol anaknya." Katanya.
Nara mengelus perut besarnya. Memasuki usia kandungan ke sembilan bulan membuat Nara sedikit takut. Ia takut jika ia tidak bisa melahirkan anaknya dengan baik, pikiran buruk selalu bersarang di otaknya. Apalagi perkiraan kelahirannya sudah lewat dan ia belum merasakan kontraksi apapun.