Hari lamaran Nara dan Rayhan pun tiba. Setelah adzan Maghrib, mereka telah sampai di rumah Nara. Dengan adanya beberapa orang yang mengikuti keluarga Rayhan sebagai pengiring dan saksi acara lamaran mereka.
Rayhan keluar dari mobilnya dengan pakaian rapi, memakai baju batik berwarna hitam dengan celana berwarna cream untuk menyesuaikan dengan kebaya Nara.
Tak lupa buket bunga yang berukuran sedang berada ditangannya, Rayhan tidak bisa menahan senyumannya. Sejak siang tadi ia sudah menanti-nanti hari ini, apalagi tadi malam, Rayhan benar-benar tidak bisa tidur. Ia merasa begitu bahagia karena akan menjalin hubungan yang lebih serius lagi dengan Nara.
"Assalamualaikum..."
Papi Rayhan mengucapkan salam dan langsung disambut oleh Papa Nara. Mereka saling mengobrol dan berpelukan singkat, layaknya pelukan laki-laki pada umumnya.
"Waalaikumsalam, ayo masuk! Maaf, ya, tempatnya seadanya..."