Pagi ini Rayhan datang sendirian ke rumah kekasihnya itu. Papa Nara menatap dengan serius ke arah Rayhan. Laki-laki itu benar-benar mengutarakan keinginannya untuk menikahi Nara. Papa Nara yang memang mengetahui tentang hubungan mereka sebelumnya, tentu saja berpikir ribuan kali, supaya putrinya tidak kembali merasakan sakit hati yang diberikan oleh laki-laki yang kini duduk di depannya.
"Apakah kamu yakin dengan kalimat yang kami ucapkan, Rayhan? Di sini memang saya tidak ikut andil dalam hubungan kalian. Tetapi saya, sebagai Papa dari Nara, tentu saja merasa takut jika putri saya akan kembali kamu sakiti. Saya berusaha mati-matian untuk membahagiakan dia, tetapi kamu dengan mudahnya menyakitinya. Saya tidak rela." Kata papa Nara dengan tegas.
Rayhan mengangguk paham. Ia paham bagaimana perasaan orang tua jika tahu anaknya disakiti.