Nara mengernyitkan dahinya saat melihat nama Mami Rayhan kembali memanggilnya. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka saling telepon dan video call.
Tetapi, tanpa berpikir panjang Nara memilih untuk menjawab telepon itu, meskipun ia sedang kesal kepada Rayhan, tetapi Nara tidak boleh mengabaikan mami kekasihnya itu.
"Hal---"
Nara tidak melanjutkan kalimatnya saat melihat ada Rayhan di layar ponselnya, sepertinya yang melakukan panggilan video itu Rayhan, bukan Maminya.
"Ra, kamu beneran blokir aku, ya? Giliran aku telepon pake nomor Mami kamu langsung jawab?" Rayhan bertanya dengan wajah sedihnya.
"Iya, aku blokir nomor kamu. Aku ngerasa kalau kita lagi butuh waktu buat sendiri-sendiri. Nggak papa kok, Ray. Nanti kalau emang udah waktunya kita bisa ngobrol lagi."
Meskipun Nara merasa sedih, tetapi jika di depan Rayhan seperti ini, ia harus terlihat tetap biasa saja. Nara tidak boleh menunjukan jika ia sedang sedih.