Chereads / Rayhan dan Nara / Chapter 25 - Bab 25

Chapter 25 - Bab 25

Pagi ini, SMA NEGERI 1 JAKARTA, di hebohkan dengan kedatangan sang ketua osis yang tidak sendiri. Mereka sempat melihat Alvin yang membukakan pintu mobil untuk seorang gadis yang tak lain adalah, Nara.

Kehebohan semakin bertambah saat mereka melihat jari tangan kedua nya yang saling bertautan.

"Kak, jangan gini. Aku malu." Bisik Nara.

"Gak papa. Tenang aja. Kan ada aku." Ucap Alvin tersenyum menenangkan.

Tak lama sampailah mereka di depan kelas Nara.

"Belajar yang rajin. Nanti ketemu lagi waktu istirahat, kita cek lagi proposal kemarin." ucap Alvin tersenyum. Nara mengangguk dan membalas senyuman Alvin.

"Masuk gih!" Ucap Alvin sambil mengacak rambut Nara pelan. Setelah melihat Nara memasuki kelas nya, Alvin kembali melangkahkan kaki nya menuju kelasnya yang berada di lantai bawah. Dia rela naik tangga demi mengantarkan Nara sampai di kelas gadis itu.

"Wihh, udah dapat gebetan baru lagi nih. Hati-hati, ntar di baperin doang." sindir Devi.

Nara tak memperdulikan sindiran dari Devi. Dia langsung saja duduk di bangku nya, yang di sana juga sudah ada Sena.

"Ra, ntar malam jalan yuk, mumpung besok libur." ajak Risna. Besok memang hari sabtu dan itu menandakan bahwa sekolah libur.

Nara terdiam. "Gue gak tau bisa atau enggak. Soalnya tadi Mama gue minta ditemenin belanja bulanan. Maaf ya."

"Yahh!!" Desah Risna kecewa.

"Hari minggu aja kita jalan." Usul Nara.

"Hari minggu udah ada janji sama Randy." ucap Risna. Randy adalah kekasihnya.

Nara mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Ya terus gimana dong?"

"Udahlah kapan-kapan aja." ucap Farah.

"Yaudah deh, kapan-kapan aja." Ucap Risna tersenyum. Nara menghela napas lega, dia beruntung memiliki sahabat yang super pengertian seperti mereka.

¤¤¤

Saat istirahat telah tiba. Kelas sudah mulai sepi, karena banyak siswa yang berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Nara berdiri di samping mejanya sambil menunggu teman-temannya yang masih membereskan buku masing-masing.

Tiba-tiba dia di kagetkan oleh seseorang yang menarik tangan nya.

"Lo apa-apaan sih, Ray!"

"Ikut gue!" Ucap Rayhan dingin.

"Gue gak mau! Lepasin tangan lo!" Ucap Nara berusaha melepaskan cengkraman tangan Rayhan di lengan nya.

"Ikut gue!" Sentak Rayhan membuat Nara terkejut.

"Tangan gue sakit Ray, lepasin. Gue bakalan ikut lo, tapi tolong lepasin tangan lo!" Ucap Nara memelas. Sungguh, kuku panjang Rayhan rasa nya menancap begitu dalam di lengan nya.

"Diem! Lo ikut gue!" Ucap Rayhan dengan masih menarik tangan Nara.

"Nara!" Nara menoleh saat mendengar nama nya di panggil. Ada Alvin di sana.

"Kak Alvin." Alvin melangkah mendekati Rayhan yang terus menarik tangan Nara.

"Lo gak usah tarik-tarik dong!" Ucap Alvin menarik tangan Nara dari genggaman Rayhan, hingga terlepas.

"Lo gak usah ikut campur!" Ucap Rayhan dingin.

"Gue gak akan ikut campur kalo lo gak narik-narik Nara kaya tadi." Ucap Alvin tenang.

"Lo siapa? Gue ada perlu sama dia, jadi lo gak usah ikut-ikutan." ucap Rayhan.

"Santai dong. Kalo Nara gak mau ikut lo ya gak usah di paksa, apalagi sampai di tarik kaya tadi. Kaya anak kecil tau gak!" Ucap Alvin menatap tajam Rayhan.

"Bacot lo!" Sentak Rayhan kesal.

"Kalo lo emang cowok, perlakuin cewek sebaik mungkin. Dengan tingkah lo barusan, mungkin lo lebih keliatan kaya banci!" Ucap Alvin lalu menarik lembut tangan Nara dan pergi meninggalkan Rayhan yang masih mengepalkan kedua tangan nya.

---

"Kamu ada masalah sama cowok tadi?" Tanya Alvin lembut. Dia mengangkat dagu Nara, sedari tadi gadis itu terus saja menundukkan kepalanya. Saat ini mereka sedang berada di taman belakang, dengan duduk di kursi taman yang di sediakan di sana.

"Ra?" Panggil Alvin. Nara tetap diam. Alvin menghela napas pelan dan menarik lembut Nara kedalam pelukan nya. Nara tetap diam, tak ada penolakan.

"Sakit ya tangan nya?" Tanya Alvin lembut saat melihat pergelangan tangan gadis itu memerah. Nara mengangguk.

Alvin mengelus lembut pergelangan tangan Nara, sesekali ia kecup.

"Kamu ada masalah sama cowok tadi?" Tanya Alvin lagi. Nara menggeleng.

"Terus kenapa dia narik-narik kamu kaya tadi?" Tanya Alvin.

"Aku gak tau kak." jawab Nara pelan.

"Kamu pernah ada hubungan ya sama dia?" Tanya Alvin.

Nara menggeleng lagi. "Cuma pernah deket aja." Jawabnya.

"Terus? Jadian? Apa kamu nolak gitu, makanya dia jadi kaya tadi?" Tanya Alvin bingung.

"Enggak kak, ya deket aja, terus ditinggalin." jawab Nara kesal.

"Beneran? Wah emang banci deh dia!" Ucap Alvin kesal.

"Udahlah, aku males bahas itu!" Ucap Nara.

"Iya deh, aku gak nanya lagi." ucap Alvin pasrah.

Teng.. Teng.. Teng.. Bel masuk terdengar berbunyi.

"Yahh, belum makan." keluh Nara. Alvin terkekeh.

"Mau aku izinin ke guru nya, biar bisa makan dulu di kantin?" Tanya Alvin.

"Jangan deh kak, gak papa deh laper." jawab Nara.

"Jangan dong. Ntar kalo kamu sakit gimana?"

"Gak bakalan. Aku gak punya penyakit mematikan kok." Ucap Nara terkekeh.

"Ngeyel ya!" Ucap Alvin gemas dan mengacak rambut Nara.

"Ke kelas yuk!" Ajak Nara. Alvin mengangguk dan berdiri dari duduknya. Dia mengulurkan tangan nya pada Nara, dengan senang hati Nara menerima uluran tangan itu.

---

"Kalo dia gangguin kamu lagi, kamu bilang sama aku ya." ucap Alvin saat mereka berada di depan kelas Nara.

"Iya. Udah sana, kakak masuk kelas." ucap Nara sambil mendorong pelan dada Alvin.

"Siap bos!" ucap Alvin tersenyum. Nara tersenyum dan membalikan badannya untuk memasuki kelasnya.

"Kok tumben ya pak Koko belum masuk kelas?" Tanya Nara pada Sena. Dia sudah duduk di bangku nya.

"Gak masuk kata anak-anak." jawab Sena.

"Seriusan? Tau gitu, gue makan aja tadi di kantin. Laper banget gila." ucap Nara sambil mengelus perutnya.

"Yaudah makan sana. Mau kita temenin?" Tanya Farah.

"Boleh?" Tanya Nara dengan mata berbinar.

"Farah doang. Yang lain diem di kelas." ucap Nanda.

Nara memanyunkan bibirnya. "Lo juga ikut deh." ucapnya.

"Gak bisa! Udah sana buruan, keburu ganti jam pelajaran bu Nina nih!" Ucap Nanda.

"Oke. Yuk Far." ajak Nara.

---

"Lo mau pesen gak?" Tanya Nara. Mereka sudah sampai di kantin yang sangat sepi ini, karena sudah mulai jam pembelajaran kembali.

"Gak deh, gue udah makan tadi." Jawab Farah.

"Yaudah, gue mau pesen mie ayam dulu" ucap Nara.

"Oke. Gue duduk di pojokan biasanya ya." ucap Farah. Nara mengacungkan jari jempol nya.

Setelah mendapatkan satu mangkok mie ayam dan segelas es teh, Nara segera membawa ke meja, dimana Farah berada.

"Cara makan lo, udah kaya orang gak makan satu tahun aja deh Ra." ledek Farah saat melihat Nara makan dengan grasak-grusuk.

"Laper pol gue." ucap Nara.

"Hei." sapa seseorang di belakang Nara. Nara menoleh dan mendapati Alvin berdiri tepat di belakang nya.

"Kakak gak masuk kelas?" Tanya Nara.

"Masuk kok, cuma lagi beli air putih aja." jawab Alvin.

"Lah?"

"Izin nya ke kamar mandi dia Ra." celetuk Vian yang berdiri di samping Alvin.

"Jangan bolos pelajaran kak." ucap Nara.

"Enggak kok. Ini cuma beli minum aja. Abisnya haus banget. Lah kamu sendiri kok malah makan di kantin?" Tanya Alvin.

"Jam kosong. Jadi aku pake buat makan aja." jawab Nara sambil menunjukkan cengiran nya.

"Yaudah, kalo udah selesai langsung ke kelas lagi ya. Aku mau balik ke kelas juga." ucap Alvin. Nara mengangguk.

"Gue kayanya ga keliatan ya, yang disapa Lo doang." Ucap Farah. Nara tertawa.

"Lo transparan." Katanya.

Farah melemparkan tisu bekas pada Nara. "Sialan!"

---

Setelah pelajaran Kimia selesai, semua siswa bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Guys, gue ke kamar mandi dulu ya." ucap Nara.

"Sama gue Ra?" Tawar Sena.

"Enggak deh, gue sendiri aja." tolak Nara. Lalu dia pergi ke kamar mandi.

---

Baru saja dia keluar dari kamar mandi cewek, dia sudah di kurung oleh lengan kekar milik seorang laki-laki. Dia di sudutkan di tembok dekat pintu kamar mandi tersebut.

"Rayhan?" Gumam Nara pelan.

"Jauhin Alvin! Gue gak suka lo deket-deket sama dia!" Ucap Rayhan dingin dan menatap tajam Nara.

-----