Lo kenapa dah bengong aja?" Tanya Vernon.
"Gapapa kok. Ini di kerjain beneran?!"
"Iya lah. Emang kenapa?!" Tanya Vernon.
"Gue mana bisa. Orang di sekolah gue yang dulu, gue masuk jurusan IPS." jawab Rayhan.
"Lah? Jadi Lo masuk sini salah alamat dong." Kata Sandi.
"Minta ajarin Nara aja sana. Sekalian deket lagi. Kan dulunya temen juga." ucap Vernon tersenyum jail.
Rayhan menatap ke arah bangku Nara. Terlihat gadis itu sedang serius mengerjakan. Kemudian dia berjalan pelan ke arah bangku Nara dan berdiri di depan meja Nara dengan menumpukan tangannya di meja.
Nara yang merasa ada orang berdiri di depan mejanya mendongak. Dia cukup terkejut saat melihat Rayhan berdiri disana.
"Ngapain lo?!"
Rayhan mengulurkan tangannya.
"Kenalin nama gue Rayhan. Nama lo siapa?!"
Dengan ragu Nara menerima uluran tangan Rayhan.
"Gue Nara."
"Gue boleh minta di ajarin kimia gak sama lo?!" Tanya Rayhan.
"Hah?!"
"Gue gak bisa kimia nih. Boleh ajarin gak?!" Tanya Rayhan.
Nara mengangguk dengan ragu. "Gue juga ga jago-jago banget. Sebisanya gue aja ya."
Rayhan mengangguk, "Santai aja. Daripada gak bisa sama sekali."
"Gue boleh duduk samping lo kan?!" Tanya Rayhan.
"Tapi kan di samping gue udah ada Sena. Jadi mending lo, balik ke bangku lo sendiri aja" jawab Nara.
Rayhan menatap Sena.
"Gue mau duduk sini dong. Lo pindah ke belakang dulu gih." suruh Rayhan pada Sena.
"Gak mau dong gue. Emang lo siapa? Ini kan tempat duduk gue. Lo aja sana yang pergi." ucap Sena malas.
"Bentar doang. Gak lama kok." Rayhan terus membujuk Sena, agar gadis itu mau berpindah tempat duduk.
Sena berdecak lalu bangkit dari duduknya.
"Na, kok lo pindah sih!!" Protes Nara.
"Ya mau gimana Ra, tuh orang kan yang nyuruh." ucap Sena kesal.
Nara beralih menatap Rayhan yang sedang menatapnya.
"Lo mau apasih?!"
"Kan tadi gue udah bilang, minta ajarin kimia sama lo." jawab Rayhan santai.
"Sama gue aja yuk, Ray." ajak Devi, yang sedari tadi memperhatikan Rayhan.
Rayhan menoleh sekilas pada Devi
"Sorry. Gue mau nya sama Nara. Kapan-kapan aja sama Lo."
Devi menghentakkan kakinya kesal. Niatnya ingin mencari perhatian dari Rayhan, tapi nyatanya malah ditolak.
Rayhan mendudukkan dirinya di kursi Sena, "Ajarain ya, gue ga bisa kimia sama sekali."
"Terus kalo gak bisa Kimia, kenapa Lo bisa masuk ke kelas IPA?" Tanya Nara heran.
"Gue juga gatau, gue mah nurut aja tadi diajak kesini." Jawab Rayhan. Karena dia juga tidak mengerti kenapa dia bisa dimasukan kelas IPA.
"Bagian apa yang ga ngerti?"
"Semua lah, gue dulu jurusan IPS." Jawab Rayhan enteng.
Nara membuka matanya lebar. "Jadi Lo ga ngerti juga dari dasar Kimia? Misalkan tentang pelajaran atom gitu?"
"Gue pernah denger, tapi tetep ga ngerti soalnya gue kan anak IPS."
Nara menghela napas pelan. "Kalo kaya gini mending diajarin sama gurunya langsung Ray, gue juga ga terlalu bisa."
"Yaudah sebisanya Lo aja." Kata Rayhan sambil tersenyum. Nara hanya menganggukkan kepalanya.
Akhirnya, Rayhan duduk sebangku bersama Nara sampai jam istirahat tiba.
---
Tibalah di waktu sholat Dhuhur, di sekolah ini memang diadakan sholat berjamaah setiap dhuhur, sebenarnya yang berminat untuk sholat itu cuma sedikit tapi karena takut dengan ancaman bu Elin yang setiap masuk kelas selalu memeriksa absen sholat dan selalu bilang kaya gini,
"Buat yang jumlah absen sholatnya kurang dari 4 tidak usah ikut pelajaran PKN, lebih baik ikut pelajaran agama saja."
Jadi, karena tidak mau berurusan dengan guru killer itu, banyak yang menjalankan sholat di Mushola sekolah itu.
Seperti halnya kelas 11 IPA 1, banyak anak laki-laki yang tidak mau sholat, mereka lebih memilih bersembunyi di kolong meja dari pada harus pergi ke Mushola. Entah apa yang membuat mereka tidak mau sholat, atau mereka memang takut dengan air, jadi tidak mau mengambil wudhu?!!
"Ayo yang muslim, silahkan ke Mushola!! Kita sholat dhuhur berjamaah!!" Ucap kepsek yang sedang memeriksa setiap kelas satu persatu.
"Kalo ada yang sembunyi, dan saya menemukannya, akan saya hukum sampai bel pulang nanti." ucap kepsek lagi.
Tak lama, banyak anak yang keluar dari tempat persembunyiannya.
"Di ajak baik kok susah banget." gerutu kepsek pelan.
Nara dan teman-temannya sedang mengambil wudhu. Saat Nara membalikan badannya dia dikejutkan oleh Rayhan yang sedang berdiri tepat di belakangnya dan tersenyum manis. Jika dia tidak ingat dengan wudhunya, sudah pasti dia akan memukul wajah sok ganteng milik Rayhan itu.
"Ngapain sih lo ada di area wudhu cewe?" Tanya Nara kesal.
"Mau liat lo wudhu. Siapa tau kan lo lupa urutannya terus gue bisa ingetin!" Jawab Rayhan santai.
"Halah, badboy kaya lo mau ingetin urutan wudhu? Mustahal tau gak!" Ucap Nara.
"Mustahil sayang! Bukan mustahal! Cantik-cantik kok bego sih." Ucap Rayhan tersenyum.
"Suka-suka gue dong! Mau mustahal kek, mustakim kek, suka-suka gue lah!" Ucap Nara kesal.
"Heh! Mustakim itu kakek gue tau!" Ucap Rayhan.
"Ya mana gue tau sih!"
"Eh itu yang lagi ngobrol, ayo cepetan wudhu-nya, gantian sama yang lain! Ayo ambil wudhu cepet! Jangan ngobrol terus!" Tegur bu Elin menghentikan aksi debat antara kedua nya.
"Baik bu!" Rayhan berlalu menuju area wudhu laki-laki. Sedangkan Nara masuk ke dalam mushola dan memakai mukena nya.
"Lama banget sih wudhu-nya Ra, antri banget apa? Perasaan tadi udah agak sepi." Tanya Farah.
"Tadi dicegat dulu sama Rayhan, ngajakin debat mulu anaknya, sampe ditegur sama Bu Elin." Jawab Nara.
"Ngapain sih dia? Sok akrab banget kayanya." Timpal Sena.
"Gak tau deh. Orang tadi tuh sampe masuk ke area wudhu-nya cewek tau." Cerita Nara memberitahu teman-temannya.
"Lah, bisa-bisanya." Seru Nanda terkejut.
"Makanya sama Bu Elin ditegur. Malu banget gue." Ucap Nara sambil mengusap wajahnya.
"Sstt.. sstt ada Bu Elin." Ucap Tika. Dan benar saja tak lama semua sudah masuk kedalam mushola.
Sholat dhuhur berlangsung dengan khusyuk.
---
Pembelajaran jam terakhir setelah sholat dhuhur tadi berlangsung dengan lancar. Kini semua siswa bersiap untuk pulang.
"Pulang sama siapa?" Tanya Farah pada Nara.
"Gak tau nih! Mau telfon orang rumah dulu." jawab Nara.
"Bareng gue aja!" Ucap Risna.
"Jangan dong! Kan tadi pagi gue udah nebeng Lo, Ris." tolak Nara.
"Yee, ya gapapa keles. Santai aja!" Ucap Risna.
"Gak usah deh Ris, gue nunggu ojol aja!"
"Bareng gue aja kalo gitu." ajak Tika.
"Lo udah gila Ka? Rumah kita kan berlawanan arah banget." ucap Nara.
"Ya gapapa, kalo lo mau juga bareng gue bisa" timpal Nanda.
"Gue gak ngajakin bareng, soalnya gue di anterin Vano. Maaf ya." ucap Sena sambil menunjukan cengirannya.
"Iya dah yang lagi kasmaran mah beda." goda Farah.
"Apaan sih lo!" Elak Sena dengan senyum malu-malu nya.
"Yaudah gue duluan ya guys." ucap Sena yang sudah di hampiri oleh Vano.
"Oke. Hati-hati lo bawa temen gue!" Ucap Risna.
"Siap. Dia aman sama gue." Motor milik Vano berlalu pergi.
"Udah kalo kalian mau pulang, duluan aja gapapa kok!" Ucap Nara.
"Enggak lah, kita nemenin lo dulu. Sambil nikmatin Wifi sekolah yang sinyalnya nyut-nyutan" ucap Tika.
"Iya ya. Mood-mood an kaya hati" ucap Nara tertawa.
Mereka berlima tertawa. Tawa mereka terhenti saat tiga orang cowo menghampiri mereka.
"Ra, pulang bareng gue yuk!" Ajak Rayhan menatap Nara.