Tepat pukul 3 pagi, Airy, Rindi dan Siti baru saja terlelap. Sudah puas main game, mereka akhirnya bisa tidur juga. Tanpa disadari, bahwa Airy harus bangun jam setengah lima, karena orangtuanya akan tiba di waktu itu.
Susah sekali Airy dibangunkan, Ustadzah Ifa sudah dengan berbagai cara membangunkan Airy, tetapi tetap saja, Airy masih terlelap dalam tidurnya. Aisyah yang baru sampai itu merasa kesal melihat kemalasan Airy, mengambilah ia air satu gelas dan di siramkan ke wajah Airy.
"Banjir woy, Innalillah banjir, mana camilanku, hp ku?" Tentu saja Airy merasa terkejut jika tiba-tiba di siram dengan air, ketila tertidur sangat lelap.
Semua orang tertawa, dibangunkannya Ceasy dan di ajaknya untuk sholat berjama'ah di mushola santri perempuan.
"Subuh kan masih nanti Mi, kenapa juga harus sekarang sholatnya. Nggak kemana-mana juga, kenapa harus di jama', nggak boleh lah!" kata Airy sambil mengucek-ucek matanya.
"Tadarus! Sampai Qiro'ah masjid di lantunkan nanti!" tegas Aisyah.