"Menghindari usaha keluarga, malah dapat warisan di sini. Aku, 'kan tidak selamanya menetap di sini, aku harus bagaimana?" gumam Bintang kala mendapatkan warisan dari keluarga angkatnya.
Karena beban hidupnya itu, ia pun akhirnya shalat malam untuk meringankan beban nya. Semua sudah dan semua amalan sudah ia amalkan, belum juga menemukan titik di mana dia harus menyikapi semuanya.
"Astaghfirullah hal'adzim, aku tidur saja lah!"
Ketika Bintang hendak naik ke ranjang, Pearl mengetuk pintu dengan keras.
"Hansel ... Hansel ...!" suara Pearl terdengar gemetar.
Bintang langsung membuka pintu dan mendapati Pearl sedang menangis sesenggukan. Kemudian, tangan Bintang langsung memeluk dan membawa masuk Pearl.
"Ada, apa? Kenapa kamu menangis, Pearl?" tanya Bintang dengan lembut.
"I-ibu,"
Hanya satu kata itu yang ia sebut. Tak tahu ibu mana yang ia maksud. Bintang memeluknya dengan erat, membelai rambutnya, dan memangkunya. Serta melantunkan sholawat agar adiknya itu tenang.