Sari terus mengancam jika terbukti dirinya hamil, ia akan meminta pertanggung jawaban Aufar untuk segera menikahinya. Alasan kehamilan itu membuat semuanya tercengang.
Plakkk...
Tamparan keras mendarat ke pipi Sari dari Hafiz. Hafiz sangat yakin jika apa yang terjadi bukanlah yang sebenarnya. Hafiz tahu betul bagaimana otak Sari itu. Dia akan selidiki hal itu jika nanti suasana hati Lintang sudah stabil.
"Kita lihat dalam waktu satu bulan ke depan. Ayo Aufar, Lintang, Halim! Kita masuk mobil!" geram Hafiz.
Lintang hanya bisa terdiam saat berada di mobil. Meski bersikap tenang, Lintang tetap memalingkan wajahnya dari suaminya. Perasaannya kini campur aduk. Antara ingin menangis, ingin marah juga. Dia terus merenungi dan berpikir, semua itu tidak akan terjadi kalau dirinya tidak memaksa suaminya pergi bersama Sari.
"Astaghfirullah hal'adzim, Allahuma inni a'udzubika min jahlil balaa i wa darkisy syaqai wa suu il qadlai wa syamatatil a'dai." Ucap Lintang lirih.