"Miring salah, telentang salah, ih! Ini apa lagi? Opo neh mengkurep, paijo!" Lintang sedang menggerutu dan sedang gemas sendiri.
"Laillaha Illallah, kenapa sih, Sayang?" tanya Aufar juga gemas sendiri dengan tingkah bumil yang banyak sekali.timgkahnya.
Aufar merasa heran melihat istrinya yang tak bisa tenang saat tidur. Memang, karena usia kehamilan segitu, sedang susahnya melakukan apapun. Malam itu, Lintang sedang menikmati sholawat yang Aufar lantunkan. Tiba-tiba, Sari berkunjung ke rumahnya.
"Assallamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Sari dengan logat yang seperti orang sedang menggoda.
"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh. Em, siapa yang malam-malam begini bertamu?" tanya Aufar dengan keramahannya.
"Buka dulu saja lah, Mas. Um, api kok suaranya seperti ndak asing, ya," sahut Lintang sudah sangat penasaran.
Pintu pun di buka, kaget ketika mengetahui tamu itu, adalah Sari.
"Mau apa kamu kemari?" kesal Lintang dengan menyulut.