Di mobil, Aufar terus saja meminta maaf. Permohonan maaf Aufar ini malah membuat Lintang menajdi semakin kesal.
"Aku benar-benar menyesal, bahkan mungkin permohonan maaf saja tidak cukup untuk, Mas, Lintang. Maafkan Mas, ya," ucap Aufar terus memohon.
"Astaghfirullah hal'adzim, Allahu ya rabbi, amnahni alshajaeat, ya allah, limdha zawji hkdha! Paringono kulo gede sabare, dowo ususe!" ucapan Lintang malah membuat Aufar semakin heran.
Aufar memarkirkan mobilnya di tempat pengisian bahan bakar. Ia langsung memeluk Lintang, penyesalannya begitu mendalam, ia tau jika lisannya sudah menyakiti hatinya.
"Mas Aufar, suamiku yang aku sayangi. Udah, ya, aku sudah memaafkanmu. Lelaki/suami manapun, tidak boleh tidak mengakui istrinya di depan umum. Walaupun itu hanya bercanda, tapi itu sudah berdosa, jatuhnya menjadi talak nanti, Mas Aufar lebih tau itu kan?" kata Lintang dengan lembut.