"Tapi usia kita—" Aufar menjadi minder.
Entah mengapa dia tiba-tiba bisa minder seperti itu.
"Usia kita hanya terpaut sedikit, 'kan? Bukankah tahun ini aku mau 19 tahun? Mas Aufar, kan, baru 25 tahun
Jadi, tua dari mananya?" Lintang mencoba mencairkan suasana.
Mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh sang istri, membuat Aufar semakin bersyukur. Lintang bahkan tidak pernah mempermasalahkan tentang selisih usia mereka. Pada dasarnya, Lintang memang tidak pernah memandang orang dari segi fisik dan usia maupun harta. Baginya, pria yang dinikahinya adalah pria sholeh, tampan adalah bonus baginya.
***
Sore itu, mie rebus campur telurnya sudah jadi di buatkan oleh Pak Mandor. Dengan begitu lahapnya, Lintang menghabiskan sampai hanya sisa mangkuk dan sendoknya saja. Hal itu membuat orang yang di sana semakin heran melihat tingkah Lintang ini.
"Wah ... Masya Allah, Bu Bos!" seru pak mandor.