Setelah sholat maghrib, Lintang dan Aufar hanya makan takjil dan risoles yang sudah di buat khusus oleh Lintang, karena harus segera ikut tarawih di masjid.
"Hp, Mas ... Sudah di cas?" tanya Aufar.
"Udah, kok. Ada tuh di kamar," jawab Lintang. "Um, ustadz yakin bisa ikut tarawih?" sambung Lintang.
"Kenapa memangnya? Hmm, kan cuma sakit kaki. Bukan struk juga, 'kan? Sudah, ayo ah berangkat!" seru Aufar. "Hei, ayo. Kenapa bengong gitu? Mau digandeng?"
Lintang menatap suaminya dengan tatapan heran.
"Haduh, sudah wudhu lah! Bisa batal, dong, wuduhnya," celetuk Lintang memalingkan wajahnya.
"Masih bisa, kok, kita bergandengan. Lihatlah, pakai sajadah ini. Kamu pegang ujungnya sana, Mas akan pegang ujung sini. Hehe, kan sama aja gandengan, yuk!" ajak Aufar dengan segala candaannya.