Nia menggenggam tangan yang mengaku sebagai Ibu kandung dari ustadz Khalid itu, seakan-akan Nia merasakan hal yang sama dengan Ibu itu. Nia juga menguatkan hatinya, riasannya luntur karena air matanya terus membasahi pipinya.
"Aku tidak tahu, apakah memang Ibu ini adalah Ibu kandung ustadz Khalid. Tapi, yang diceritakan oleh Umi Husna, ustadz Khalid itu, kan ... anak iparnya," batin Nia.
"Kalian semua bisa keluar dulu tidak, dari sini? Aku mau ngomong berdua saja sama Ibu ini!" pinta ustadz Khalid lirih.
Karena memang tidak mau mencampuri urusan orang, semuanya yang berada di sana pun keluar. Ustadz Khalid masih menunduk, air matanya mulai berjatuhan, mengalir deras dan seperti ingin menjerit.
"Dio?" ucap Ibu itu.
"Nama saya, Khalid. Muhammad Khalid!" tegas ustadz Khalid.
"Tapi, ya ... sudahlah. Khalid maafkan ibu, ya. Waktu itu, Ibu benar-benar ti—" ucapan ibu itu terhenti.