"Vel, maafkan aku--" ucap July dengan wajah penuh penyesalan.
Velove hanya bisa menghela napas. Ia sendiri tak mungkin mencampuri urusan July terlalu dalam. Hanya saja, Velove sangat menyayangkan jika July tidak melanjutkan pendidikannya lagi.
"Untuk apa kau minta maaf padaku, Jul? Itu semua sudah menjadi keputusanmu untuk menikah, bukan? Kamu menyetujuinya, 'kan?" ujar Velove dengan suara lirih. "Jika saja, kemarin kamu tidak langsung menerima … pasti aku akan datang dan melawan rentenir itu untukmu," imbuhnya menyentuh bahu July.
Velove menyesali keputusan July untuk menikah setelah kelulusan. Bagi Velove, July sudah seperti adiknya sendiri. Velove selalu merasa jika July adalah adik kandungnya sendiri.
July juga menyesali keputusannya sendiri. Akan tetapi, ia harus berusaha ikhlas karena yang dilakukannya demi keluarga.
"Jadi, kapan acara pernikahan itu?" tanya Velove. "Bagaimana, dengan kuliahmu?" imbuh Velove masih berharap, jika July bisa kuliah meski sudah menikah.
