"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Ustadz Khalid mengetuk pintu ruang inap Nia.
"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh, ustadz?"
Ustadz Khalid membawakan bingkisan kecil untuk putranya Nia yang baru saja lahir. Ketulusan ustadz Khalid benar-benar nyata. Tapi Nia masih sejam Karena untuk membuka hatinya demi Ustadz Khalid.
"Ustadz, anda datang lagi?" tanya Nia.
"Iya. Saya membawakan karena kamu baru saja melahirkan," jawab ustadz Khalid lirih, melirik ke arah anak Nia yang ada di ranjang sisi tempat tidur Nia.
"Tidak perlu repot-repot seperi ini, ustadz. Saya jadi tidak enak hati, selalu merepotkan ustadz," sahut Nia.
Tapi, Ustadz Khalid berkata jika dirinya tidak merasa repot. Baginya, hanya sebungkus hadiah saja dan memang ustadz Khalid sedang menunjukkan kasih sayangnya.
"Ustadz," panggil Nia lirih.
"Dalem?"
"Apakah ustadz melakukan hal kebaikan seperti ini ... masih ingin menanyakan kelanjutan lamaran itu?" tanya Nia ragu-ragu.
