"Mas Haikal, aku sudah mencarimu empat bulan lamannya. Tapi kenapa aku belum juga bisa menemukan kamu,"
"Aku sangat merindukanmu, Mas. apakah kamu tidak pernah merasakan betapa aku merindukan dirimu?"
"Mas Haikal ... pulanglah ..."
"Anak kita sebentar lagi akan lahir. Aku ingin kamu ada di sisiku. Aku tersiksa tanpa dirimu."
Amanda meneteskan air matanya. Ketika pertama kali ia datang dan pertama kali juga bertemu dengan Haikal membuat Amanda begitu merindukan suaminya. Kedewasaan yang saat ini terbentuk juga karena Haikal. Menjadi seorang wanita yang benar-benar menjunjung tinggi sebuah keagamaan juga karena Haikal. Meski saat ini berusia 19 tahun, tetap saja Amanda sudah menjadi seorang istri dan calon seorang ibu. Dia mampu berpikiran luas dan melakukan hal yang terbaik untuk calon kedua anaknya yang ia kandung.
Dalam setiap malamnya, Amanda selalu duduk termenung di depan rumah. Menatap langit yang cerah, berharap bisa segera melihat suaminya datang dan memeluknya.