Penyesalan Amanda yang tidak mungkin bisa diperbaiki lagi. Membuatnya terus murung saja sembari berusaha mencari kesana-kemari di mana suaminya berada.
"Anda saja ...."
"Andai saja, aku tidak kabur saat itu,"
"Ini sudah satu minggu. Tapi belum juga ada kabar baik tentang keberadaan Mas Haikal,"
"Mas, kamu ada di mana?"
Amanda saat itu tinggal bersama Nia di rumah yang ada di pesantren. Rumah lama yang di mana rumah itu adalah rumah pertama milik kakek Haikal. Amanda sebenarnya tidak mau tinggal di rumah itu. Namun, Umi Husna dan Roman memaksa Amanda untuk tinggal di rumah itu supaya mereka bisa mengawasi dengan baik.
Sejak saat itu, Amanda juga harus pergi kuliah hanya ditemani Nia dan Tania saja. Biasanya, tiap pagi dan pulang pastinya di jemput oleh Haikal. Sejak saat itu juga, Amanda menjadi pemurung.
"Nia, apakah saudarimu itu tidak butuh makan?" tanya Tania. "Sejak tadi dia mengurung diri di kamar. Ah, bukan sejak tadi. Sejak sampai di sini malahan ...." celetuknya.