Haikal pulang dengan senyum sumringah. Membawakan makanan kesukaan Amanda yang masih hangat. "Pasti Amanda menyukai ini. Bismillah saja, semoga saja Amanda mau memaafkan aku," batin Haikal.
Ketika sampai di rumah, Haikal heran dengan pintu rumah yang terbuka lebar sekali. Membuatnya bingung kenapa terbuka seperti itu. Posisi sudah mau ashar dan tidak seperti biasanya, Amanda melakukan itu.
"Assalamua'alaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Haikal.
"Sayang ... kamu di mana?"
"Sayang?"
"Amanda. Sayang?
Haikal sama sekali tidak menemukan istrinya. Baik di kamar, di dapur, maupun di ruangan lainnya. Haikal sampai ke belakang rumah. Tapi, sama sekali tidak menemukan keberadaan istrinya.
"Di mana dia?"
"Ini sudah ashar, apakah dia ada di rumah Umi? Sebaiknya aku telpon mbak Zhafira saja."
Sekali telpon, Zhafira langsung menjawabnya. Haikal menanyakan keberadaan Amanda di sana. Tapi, Zhafira menjawab jika sudah beberapa hari terakhir, Amanda tidak datang ke pesantren.
