Hari demi hari berlalu. Amanda dan Nia saling bertukar pikiran tentang kehamilan. Mereka masih tetap kuliah di tempat yang sama. Sampai-sampai, mereka di kampus di hina karena masing-masing hamil dengan kandungan yang sama.
Bulan ini, kandungan Amanda dan Nia memasuki bulan ke lima. Perut mereka sudah membuncit dan jelas sekali jika mereka sedang hamil. Namun, tubuh Amanda dari belakang tetap saja ramping seperti bukan orang yang sedang hamil.
"Lihat, mereka kembar. Yang satu hamil dengan suami, itu tidak masalah. Wajar ye kan ... tapi yang satunya lagi ...."
"Hum, kita tidak tahu hati orang, ya, 'kan?"
"Aku dengar, yang tadinya Sholehah dan pendiam itu yang kanan, loh. Tak di sangka, malah yang Sholehah Tek dung duluan hahahaha,"
Semua orang yang kebanyakan sesama wanita menghina Nia. Meski di awal Nia sakit hati, tapi semakin hari, hati Nia semakin besar. Tapi, Tania yang dulunya membenci Nia pun malah membelanya dengan menggertak mereka.
"Woy, lah!" teriaknya.