Malam itu, Bagas mabuk-mabukan karena kebencian Nia kepadanya. Dia tidak terima saja atas apa yang dilakukan oleh Nia kepadanya. Mabuk sampai lupa diri, adalah kebiasaan Bagas sebelumnya. Sebenarnya, Bagas memang orang seperti itu. Dia berubah menjadi seperti itu ketika keluar dari pesantren kilat beberapa tahun yang lalu.
"Nia ini, aku sudah banyak berkorban untuknya tapi apa balasannya dia malah membenciku hanya karena saudarinya yang benar-benar tukang ikut campur itu. Huh, lihat saja ... aku tidak akan pernah membiarkan kamu lari dariku lagi, Nia."
Sementara itu, Laras mengajak Nia untuk bicara berdua terlebih dahulu atas apa yang terjadi di antara Nia dan juga Bagas. Nia membawa penderitaannya sendiri sejak berpisah dengan Devan.
"Jadi kamu hamil anaknya Bagas?" tanya Laras.
Nia mengangguk saja.