Seminggu berlalu bagi Amanda juga seperti cepat sekali. Dia yang baru saja masuk kuliah bersama dengan Tania, sudah mendapatkan kenalan banyak. Sikapnya yang humble dan ceria membuatnya mudah sekali mencari teman. Setelah insiden fitnah itu juga, Amanda lebih waspada terhadap Bu Aliana. Setiap pulang dari kampus, Amanda selalu menyusul ke sekolahan guna menyusul suaminya, Haikal.
"Main pulang bareng, nggak?" tanya Tania.
"Nggak deh, makasih. Aku mau ke sekolah soalnya. Kalau kamu mau duluan, duluan saja!" seru Amanda.
"Haduh, posesif amat kamu. Dulu sepertinya tidak seperti ini ini, deh?" lanjut Tania.
Amanda berpikir sejenak. "Lah iya. Kenapa aku sekarang se posesif ini, ya?" gumamnya.
"Duh, bahaya itu. Ustadz Haikal, bisa-bisa malah ilfeel, loh. Kamu harus kontrol rasa cemburumu itu, Manda!" seru Tania.
Amanda mengangguk pelan. "Sudah sana, kamu pulang duluan sana—" ucap Amanda menutupi rasa malu.