Sore yang terang dengan nuansa yang sejuk juga, Nia, Laras dan Bagas berpamitan dengan yang lain di pesantren. Mereka mengucapkan banyak terima kasih kepada Umi Husna dan Roman yang utama, karena sudah menerima dirinya dengan baik.
"Ah, kalian ini jangan seperti ini. Bersikaplah seperti keluarga. Lain kali jika ada waktu luang atau libur, silakan kalian boleh datang ke sini kapan saja," ucap Roman.
"Pintu gerbang pesantren, pintu rumah Haikal akan selalu terbuka lebar untuk kalian," lanjut bapak satu anak itu.
"Wah, sungguh? Apakah Laras bisa kembali lagi ke sini, ustadz?" Laras begitu bersemangat.
"Hahaha, yang ustadz itu Haikal. Kalau saya, cukup panggil Mas saja, dek Laras. Hehe, tidak masalah kamu mau datang lagi. Kapanpun kamu mau, kami akan menyambut kedatangan sek Laras dengan senang hati," sahut Roman.
"Asha!" Laras sangat gembira. Saking gembiranya, dia sampai mengedipkan mata kepada Barack yang berdiri di sisi Amanda.