Sementara Bagas dan Nia pulang ke rumah Nia, mereka berdua semakin dekat saja.
"BAGAS!"
Yang dipanggil segera berlari ke kamar.
"Ada apa, Nia?"
"Bisa tolong ini?" Nia membalik tubuh, memunggungi Bagas. Memperlihatkan bagian punggung luar yang saat itu ada sesuatu yang menimpanya. Entah apa itu, tapi Nia merasa dirinya tidak bisa meraihnya sendiri.
Bagas mendekat. Membuang seekor kecoa yang sedang nangkring manja di punggung Nia. Di mana Nia memang sangat geli sekali dengan binatang itu.
"Mau ke mana? Rapi amat, baru saja pulang," tanya Bagas heran.
"Menghindarimu." jawab Nia ketus.
"Menghindariku?" Kening Bagas mengerut.
Nia mengangguk. Menahan tawa dan berusaha tidak memandang mata Bagas yang terus menatapnya dengan tajam.
"Nia, bicara yang benar. Kau mau ke mana untuk menghindariku? Terlalu larut untuk keluar, bukan?"
"Hanya bercanda. Aku sama sekali tidak menghindarimu." Nia memilih untuk menepuk bahu Bagas.
"Lalu, apa?" lanjut Bagas.