Satu hari sebelumnya
Seorang laki-laki berparas tampan berusia 24 tahun yang sedang dalam masa semester akhir kuliah kedokteran itu bernama Gavindra Adnan Felix, saat ini ia sedang fokus menatap kearah jendela luar kamarnya sambil memegang sebuah benda berwarna merah, ia mengunci pandangannya pada seseorang yang sedang akan menyebrang di jalan seberang rumahnya.
"Vin, woy, Vin ngeliatin apaan serius amat," ujar Ferdy kepada Gavin sambil mengikuti arah pandang Gavin.
"Ck, yaelah di lihat doang dari dulu, berani nggak buat kenalan," tambah Ferdy ketika tahu apa yang Gavin pandang.
Gavin hanya memandang Ferdy datar, lalu dengan cepat Gavin keluar dari kamarnya.
"Yaaah dia kabur, woy Vin kemana," teriak Ferdy ketika melihat Gavin keluar kamar,
Ferdy, Regi dan Candra menyusul Gavin keluar dari kamarnya menuju keluar rumahnya mereka berhenti melangkah ketika melihat Gavin sahabatnya terlihat menghampiri seseorang yang tadi Gavin perhatikan. Ferdy, Regi dan Candra terperangah tidak menyangka jika Gavin akan seberani itu.
"Hey, hey, hey tunggu, tunggu," teriak Gavin pada seorang wanita dengan rambut di kuncir kuda, Wanita itu menoleh dan menunjuk dirinya sendiri.
"Saya?" tanya wanita itu sambil menunjuk dirinya
"Iya kamu, "jawab Gavin sambil melangkah mendekati Gian, yah wanita itu bernama Gian wanita yang sedang mencuri perhatian Gavin sudah 3 bulan ini, Gavin mengetahui namanya dari sepupunya bernama Kevin yang kebetulan tetanggaan dengan Gian.
Gia memandang cowok di depan nya bingung.
"Ada apa ya?" tanya Gian pada Gavin.
"Ini punya lo kan?" tanya Gavin pada Gian sambil menyodorkan topi rajut berwarna merah.
"Eh iya, kok bisa ada di lo ya?" tanya Gian sambil menerima topinya.
"Waktu topi ini jatuh gue ada dibelakang lo makanya tau ini punya lo, gue panggil lo tapi lo kayanya ga denger," jawab Gavin yang terus memandang wajah Gian, sedangkan Gian sedang mengingat-ngingat kejadian kemarin sore
"Jatuh? jatuh waktu gue main sepeda hari kamis kemarin kali ya?" lebih pada dirinya sendiri
"Maaf, kemarin gue ga denger lo manggil," ucap Gian pada Gavin
"Iya, ga apa-apa" jawab Gavin, membuat Gian memandang gavin.
"Emm, makasih ya udah ngambilin," ucap Gian
"Sekali lagi makasih ya emm...?"
"Gavin, gue Gavin," ucap Gavin.
"Gue Gia, sekali lagi makasih ya," jawab Gian tersenyum dan langsung berbalik melangkah menjauh dari Gavin. sementara Gavin masih dengan setia memandang Gian.
"GIAN, "gumam Gavin
"Widihhh, Gavin gilaaa, gue gak nyangka lo seberani itu buat deketin dia parah- parah pesat perubahan sahabat kita yg satu ini hahaha," ucap Candra pada Ferdy dan Regi sambil bertepuk tangan, Gavin hanya tersenyum sambil menunduk.
"Ternyata bidadari yang turun dari angkot yang menenteng sepatunya karena banjir sudah sukses membuat si Gavin si manusia es jatuh cinta lagi, pasca hatinya dibekukan oleh sang mantan terindah," ucap Ferdy berdrama sambil mengingat awal Gavin melihat Gian yang turun dari angkot pasca hujan besar 3 bulan lalu.
"By the way, itu cewek kayaknya agak judes cuek gitu ya, gak kayak si mersya dan cewek- cewek dikampus kita ya, kalau mereka pasti udah teriak heboh disapa lo, lah ini mah cuek abis," tambah Ferdy
"By the way lagi ya, cantik banget lah dia kalau dari dekat hehe," puji Ferdy membuat Gavin menatap Ferdy dengan tajam, membuat ferdy cengengesan.
"Muji doang bos," ucap Ferdy sambil cengengesan.
Dalam hatinya Gavin bertekad jika esok Gian lewat lagi, dia akan mengajak Gian berkenalan lebih jauh lagi agar akrab dan maksud hatinya bisa sesegera mungkin dinyatakan.
Keesokan harinya.
"Gaviiiiiiiiiin"
"Woy vin, kemana lo? jangan hosh ...hosh...kabur jam 2 ada latihan basket nyet huft" ujaar Ferdy sambil ngos-ngosan karena mengejar Gavin yang langsung berlari keluar kelas setelah dosen keluar.
"Gue izin dulu, ada perlu," jawab gavin sambil melenggang pergi sambil melihat jam.
"Alah palingan ngejar cewek nyeker kan," ucap keras Candra yang muncul di belakang Ferdy membuat Gavin menoleh pada mereka dan tersenyum miring.
"Cewek nyeker siapa?" tanya seseorang dibelakang Candra dan Regi .
"Kecengan Gavin, Jawab Candra polos pada Dara,
"Anak mana? cantik?" tanya Dara kepo.
"Cantik banget, kaya bidadari," jawab Regi membuat Dara mendengus.
"Bohong, pasti masih cantikan gue," ucap Dara pede
"Nanti aja lihat tunggu kabar mereka jadian," ucap Candra menyebalkan membuat Dara kesal
Dara merupakan mantan Gavin, mereka berpacaran cukup lama, dua tahun, namun harus kandas karena Dara yang ketahuan selingkuh dengan juniornya di kampus, Gavin sempat tak habis pikir, satu kampus tapi ketahuan setelah mereka 6 bulan berselingkuh dari Gavin, memang ya, wanita selalu rapi jika berselingkuh.
"Nah, itu lo tau"jawab Gavin setengah berteriak dan segera menuju parkiran diikuti oleh teman-temannya.
"Ngapain kalian ngikut gue, katanya ada latihan," tanya Gavin heran melihat ferdy,candra dan rusli mengikutinya.
"Nyaksiin lo salting sama cewek nyeker itu lebih penting buat gue dibanding latihan basket," ucap polos Candra,membuat Regi dan Ferdy terbahak .
Gavin hanya mendengus dan terkekeh langsung berlalu secepatnya untuk pulang menuju rumah Gavin, Gavin mengendarai motornya dengan kecepatan sedang cenderung kencang, karena ia mengejar waktu untuk bisa menghadang Gian saat pulang kuliah nanti.
Gavin, Candra, Ferdy, dan Regi adalah anggota basket di salah satu club basket Nasional di Indonesia bernama Narata, sudah sejak masa Smp mereka masuk tim basket Narata, yang artinya persahabatan mereka sudah berjalan selama kurang lebih 12 tahun, mereka adalah mahasisawa tingkat akhir di universitas kedokteran Martiara, entah mengapa sejak smp mereka memang memiliki cita-cita menjadi dokter, dan planing mereka adalah membuat rumah sakit yang namanya gabungan dari nama mereka berempat.
Mereka selalu kompak, walau diantara mereka ada perbedaan keyakinan, namun hal tersebut justru tak menjadikan mereka berbeda, toleransi di antara mereka sangat tinggi, misal jika Candra dan Ferdy sibuk mengerjakan tugas mereka saat waktu jumatan tiba, maka Regi dan Gavin selalu mengingatkan Candra dan Ferdy untuk segera jumatan, sungguh toleransi yang sangat tinggi.
30 menit kemudian Gavin dan teman-temannya sampai dirumah Gavin,baru saja Gavin dan teman nya akan masuk rumah Gavin, mereka mendengar suara beberapa wanita salah satunya ia kenalin suaranya, seseorang yang ditunggu gavin.
"Arin monyet, balikin hp gue nih," ucap Gian membuat Gavin menoleh dan berjalan kedepan gerbang.
"Sebentar atuh ih," jawab Arin masih stay nonton di hp milik Gian.
"Gian," spontan Gavin memanggil Gian yang sedang berjalan bersama ke 2 temannya Arin dan Nera, Gian menoleh membuat Gavin salah tingkah bingung mau bicara apa.