"Gian," spontan Gavin memanggil Gian yang sedang berjalan bersama ke 2 temannya Arin dan Nera, Gian menoleh membuat Gavin salah tingkah bingung mau bicara apa.
"Eh lo yang kemarin ya? ada apa?" tanya Gian menghampiri Gavin
"Eum, apa ya gue lupa mau nanya apa hehe," jawab Gavin salah tingkah membuat bingung Gian, berbeda dengan Arin dan Nera yang terpana memandang Gavin.
"Oh ya, lo tuh yang tinggal di rumah ujung jalan arah ke kampus bangsa jaya kan?" tanya Gavin basa basi sambil berusaha tenang tidak gugup.
"iya, emang kenapa?jawab Gian.
"Ehm, lo kenal Kevin anak yang tinggal di rumah nomor 5," tanyanya lagi.
"Kevin anak Pak Murta ? iya gue kenal soalnya kan Kevin mantannya dia," jawab Gian sambil menunjuk Arin dengan polosnya.
"Eh apaan," Ucap Arin salah tingkah.
"Oh ya?" tanya Gavin di angguki Gian dan Nera.
"Vin," sapa Ferdy yang diikuti Candra dan Regii.
"Eh kamu," reflek Nera ketika melihat Ferdy
"Eh, kamu yang tempo hari yang jatuh di gramedia merdeka kan?" tanya Ferdy mengingat Nera.
"Iya, hehe," jawab Nera dengan muka merah menahan malu mengingat kejadian itu.
"Hah jatuh?" tanya Arin.
"Dih lo pernah juntai di gramed kenapa Ra kok ga cerita sama gue," komplain Arin pada Nera dengan polosnya.
Sewaktu Nera pergi ke gramedia mencari novel yang baru saja terbit sendirian ia terpeleset di lantai yang basah karena tumpahan minuman yang membuat roknya basah, kotor dan aga sobek di bagian belakang, lalu Ferdy yang memang sedang ada di satu lorong yang sama dimana Nera terjatuh, menolong Nera dan meminjamkan jaketnya guna menutupi roknya yang sobek.
"Ih apaan sih lo kepo, makasih ya udah nolongin gue, jaket lo masih di gue, nanti gue balikin gue paketin,minta alamat lo aja boleh?" tanya Nera pada Ferdy.
"Ga usah dipaketin, kontek aja kalau mau ngembaliin nanti biar gue yang ambil," jawab Ferdy dengan gaya coolnya.
"Eh serius? ga repot apa?" tanya Nera tak enak pada Ferdy.
"Iya serius, mana ponsel lo, catet nomor ponsel gue," ucap Ferdy dan Nera memberikan ponselnya pada Ferdy.
"Huuu, die mulai modusin cewek," ucap Candra menyindir Ferdy.
Ferdy hanya mendelik dan kembali fokus mengetik nomor ponselnya di ponsel Nera
"Nih udah, kontek aja nanti," ucap Ferdy pada Nera yang menjawab dengan senyuman.
"Ehm,ehm maaf ya ini disini orang bukan cuman lo berdua ya, please, yo kenalan, gue Candra," ucap Candra menyindir Ferdy dan Nera yang langsung salah tingkah mendengar sindiran Candra, lalu Candra menyodorkan tangannya kepada Arin.
"Arin,"
"Candra," kemudian bersalaman dengan Gian dan Nera juga
"Nera,"
"Gian,"
"Regi," ucap Regi memperkenalkan dirinya
"Gue gavin,"ucap Gavin
"Oh Gavin, gue kemarin dengernya Kavin," ucap polos Gian membuat Gavin tertawa
"Gak sekalian kamving aja," sindir Candra membuat mereka tertawa
dan mereka pun saling berkenalan diselingi andaan Candra.
"Maklum ya Candra memang gitu kocak anaknya," terang Gavin pada Gian
"Ga apa apa, lucu ga garing kan suasana kalau ada orang kaya gitu," jawab Gian yang masih saja tertawa.
"Oke, salam kenal ya buat kalian semoga kita bisa jadi temen yang akrab"ucap Ferdy di angguki Gavin, Regi dan Candra..
"Iya salam kenal juga," jawab Gian tersenyum senyum yang membuat Gavin terpana.
"Kalian Kuliah dimana?" tanya Candra basa basi .
"BAKTIJAYA, kalau kalian?" tanya Arin
"Kita di univ Martiara," jawab Candra.
"Pantes ganteng-ganteng," gumam Arin tak sadar yang didengar Candra, membuat Candra tertawa terbahak bahak.
"Wahaha ganteng ya kita," ucap Candra membuat Arin malu menutup mukanya dengan jaketnya mengundang tawa mereka.
"Parah lo malu maluin," ucap Nera pada Arin diselingi tawa membuat arin mendelik kesal .
"Haha, kalian asik juga ternyata, gue kira bakal jutek," ucap Ferdi pada ketiga gadis di depannya.
"Dih kita seringnya malu-maluin tau, kalau kenal lebih jauh kalian pasti syok lah.kita mah muka doang yg angkuh, aslinya kelakuan bobrok lah haha," terang Arin
"Lo aja yang bobrok kita mah biasa aja," jawab Gian pada Arin membuat Arin mendengus.
"Boleh lah kenal lebih jauh lagi," ucap Ferdy sambil menatap Nera, Gian memperhatikan Nera dan Ferdy yang sepertinya saling tertarik itulah yang dilihat Gian .
"Boleh lah jadian aja langsung Nera udah lama banget jomblo," ucap polos Gian pada Ferdy, membuat Nera mendorong Gian pelan.
"Oh ya jomblo, gue kira ada yang punya kan aneh cewe kaya kamu jomblo," ucap Ferdi menggoda Nera membuat heboh yang lainnya.
"Aduh Ferdi lo mah maen terkam aja, pdkt dulu Fer jangan gitu nanti Nera shock," ucap Regi yang baru bersuara membuat Ferdi cengengesan. seketika mereka terdiam sejenak.
"Eh Ra, si Meta sudah sampai mana sih? lama banget dia, kita tinggal aja weh"ujar Arin sambil melihat ke arah jalan.
"Ih jangan udh sampai kircon katanya tungguin," ucap Gian.
"Nama kamu Gian apa Rara?" tanya Gavin tiba tiba.
"Nama gue? penting tau nama jelas gue, haha," jawab Gian bercanda.
"Penting lah, hehe," jawab Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nama gue Gianara." jawab Gian membuat Gavin mengangguk paham.
"Kalian udah semester berapa?" tanya Regi
"Baru semester 3 hehe, masih unyu gini, masih 20 tahun," jawab Arin cengengesan.
"Hah?serentak Gavin dan ketiga temannya kaget menatap ketiganya.
"Kok kaget sih?" tanya Nera
"Kirain kita seusia, kalau gitu masih tua kita Vin sama mereka hahaha"jawab Ferdy.
"Ya memang kita tim bongsor body heheh," jawab Nera sambil minum jusnya.
"Memang kalian usianya berapa?" tanya Arin penasaran.
"24 tahun hehe," ucap Regi. Arin menatap mereka satu persatu.
"Kok kaya seumuran ya sama kita? emang ya cowok mah ga akan terlihat tua cepat-cepat kaya cewek," ucap Arin membuat Candra terkekeh karena teori Arin
"Hey kalian," panggil seseorang di seberang sana membuat mereka sontak memandang arah suara.
"Nah mak lampir datang juga lama amat lo kampret," ucap arin sambil berkaca pinggang dengan wajah angkuh, membuat Candra tertarik memperhatikan barbarnya Arin.
"Lo yang kampret, ya salahin si tukang angkotnya lama ngetemnya," ucap seseorang yg di panggil mak lampir oleh Arin.
"Ngeles aja lo kayak bajaj bajuri, buruan lah kaburu sore," omel Arin lagi
"Mau kemana kalian emang?" tanya Ferdy.
"Mau nonton ke king,heheh"jawab Nera.
"Oh," ucap Ferdy
"Mereka siapa?" bisik Metta pada Arin.
"Kenalan baru," ucap Arin sambil terkekeh.
"Kita teman baru kalian gue Regi, dia Ferdi, ini Gavin dan ini Candra"ucap Regi memperkenalkan dirinya dan teman-temannya.
"Oh, oke gue Metta," jawab Metta ramah dan memang paling kalem juga dari yang lain.
"Lo alumni SMA karyacitra ya ?" tanya Regi
"Eh kok tau?" jawab Metta heran.
"Pernah liat aja, lo temennya tari Agnesia kan?" tanya Regi lagi.
"Iya gue temen tari, kok tau?" tanya Metta melongo.
"Lupa? gue kakaknya tari" ucap Regi sambil tersenyum, membuat Metta mengingat-ngingat lagi.
"Oh, iya haha, aduh maaf lupa, padahal pernah ketemu beberapa kali ya, maaf kak"ucap Metta canggung karena baru mengingat siapa Regi.
" Oke nggak apa-apa," ucap Regi
" Ya udah, kita pamit dulu ya kakak- kakak, keburu sore nih, bye," ucap Gian kemudian berjalan menuju rumahnya diikuti Nera, Metta dan Arin.
Sementara para cowok masih setia memandang para cewek dengan intens.
"Ikutin yuk," ajak Ferdy membuat Regi, Candra dan Gavin memandang Ferdy.
Tanpa aba-aba Gavin, Candra dan Regi berlari kedalam rumah Gavin menaruh tas mereka dan bersiap untuk mengikuti Gian dan teman-temannya..
"Woy, sial gesit amat," umpat Ferdy kemudian menyusul mereka.
Kemudian mereka bergegas bersiap menunggu Gian dan temannya di depan rumah Gavin,sambil masing-masing berfikir.
"Kira-kira mereka nonton apa?"tanya Ferdy sambil berfikir.
"Emmm, horor mungkin"ucap Gavin.
"Horor yang baru apa sih?" tanya Ferdy lagi.
"Mata batin 2," jawab Regi.
"Oke,"ucap Ferdy.
Tak lama gia dkk muncul dengan setelan casual mereka yang malah membuat mereka semakin terlihat cantik dan dewasa.
"Astaga"ucap Ferdy.
"My angel"gumam Gavin.
"Harus nembak hari ini," ucap Regi sontak membuat Gavin,Candra,dan Ferdy menoleh pada Regi.
"Serius lo?" tanya Ferdy, membuat Regi mengangguk mantap.
"Emang beneran Metta cewek yang lo ceritain itu?" tanya Candra pada Regi.
"Iya beneran yang itu temen adik gue," ucap Regi
.
"Goodluck boy," ucap Gavin menepuk bahu Regi.
Tibalah Gian dan kawan-kawan melewati rumah Gavin, membuat mereka menoleh karena Gavin dan temannya yang memang sedang didepan mereka menaiki motornya bersiap mau pergi.
"Wih geng motor ini mah, mau beraksi kak?" tanya Arin menatap Gavin dan teman-temannya yang terlihat sangat keren dengan motor sportnya, motor sport Gavin hitam, motor Ferdy merah, Regi berwarna biru dan Candra berwarna orange percis anak geng menurut Arin.
"Beraksi apaan, kita mau nonton," ucap Ferdy.
"Cieee mau sambil pacaran ya?"ucap Arin lagi, sedangkan Gian hanya menyimak Arin dengan wajah datarnya yang katanya buru-buru dari tadi tapi malah iklan mulu ngajak ngobrol Gavin dan teman-temannya, sementara Nera melirik Ferdy ingin karena ada keingintahuan mengenai status Ferdy, Metta terlihat gugup saat menatap Regi yang menatapnya.
"Jantung gue tari, ah," gumam Metta dalam hatinya.
"Enggak, pacar dari hongkong, kita mah berempat terus kemana-mana free," ucap Candra.
"Uuh sadboy," gumam Arin.
"Udah Rin ngobrolnya? dipastikan kalau lama di jalan kita bakal ketinggalan jam tayang yang jam 3 ini," omel Metta kesal pada Arin.
"Astaga naga, heeh bener, kakak-kakak kita duluan yee, bye," ucap Arin berjalan cepat sedangkan Gian, Nera dan Metta tersenyum pamit.
"Memang kalian mau nonton dimana?" tanya Candra membuat mereka berhenti lagi.
"Di king," jawab mereka bersamaan.
"Nah sama kalau gitu, ayo bareng aja, biar cepet dapet yang jam 3 nontonnya," ucap Ferdy.
Tanpa babibubebo Arin langsung berbalik dan berjalan menuju Gavin dan kawan-kawannya membuat Gian, Nera dan Metta melongo menatap Arin.
"Jadi gue dibonceng siapa?" ucap Arin membuat Gavin dan temannya tertawa melihat tingkah spontan Arin sementara ketiga sahabat Arin sudah menepuk jidat mereka.
"Hmp, gue suka orange, jadi gue nebeng kak Candra aja," ucap Arin membuat Candra mengangguk geli memberikan helm pada Arin.
"Kita gimana?" tanya Nerra polos dan refleks sambil menunjuk dirinya.
"Sama gue sini," ucap Ferdy menghampiri Nera dengan motornya, membuat Metta dan Gian saling tatap karena satu filing.
"Ayo, Gian sama Gavin aja, Metta sama gue, lumayan irit waktu," ucap Regi.
"I-iya kak," ucap Metta kemudian berjalan menghampiri Regi, Gavin menghampiri Gian yang masih diam di tempatnya.
"Apa ga ngerepotin ya?" tanya Gian sambil menerima helm dari Gavin.
"Kan searah ,sama-sama ke king, apanya yang repot? malah rame kan jadi banyakan" ucap Gavin membuat Gian mengangguk.