Indra
"Aku pikir itulah yang akan terjadi."
Quinten melihat dari atas cangkir kopinya, uap mengepul dari atas. Dia menyesapnya lama, membuat mulutku terbakar sebelum menjawab. Tenang dan terkendali. Pria ini selalu berpikir sebelum berbicara, selalu memikirkan banyak skenario sebelum menyuarakan pendapat. Itu sebabnya dia adalah pemecah masalah terbaik, pria yang datang dan membersihkan kekacauan setelah orang bodoh mengacau. Dia tidak berpikir dalam garis lurus, pikirannya merumuskan pilihan serta hasilnya.
"Aku pikir Kamu salah."
Aku melotot padanya. Dia mungkin tidak memiliki banyak pengalaman dengan wanita dan komitmen jangka panjang karena dan Aku kutip—terlalu banyak risiko dengan cinta. Kemungkinan hasil dari tetap bersama sangat tipis, dan mereka yang akhirnya saling membenci — tetapi pria itu adalah taruhan terbaik Aku untuk mendapatkan nasihat saat ini.
"Oke," kataku setenang mungkin. "Bagaimana cara membuatnya benar?"
