Aku ingin bertanya apakah itu pernah terjadi sebelumnya, apakah dia pernah membiarkan seorang pria sedekat ini dengannya, tapi begitu mulutku terbuka, lidahku turun kembali ke kulitnya. Mata hijau lebar menatapku, mulut ternganga saat aku membelahnya dengan lidahku.
"Ya Tuhan," erangnya.
Ya, mungkin pertama kali. Penisku berdenyut, memohon padaku untuk berhenti mengabaikannya.
Aku merentangkannya dengan lebar bahuku, mengangkat tubuh bagian bawahnya dari tempat tidur dan memajangnya. Dia terus berkedip padaku saat aku mencicipi dan menggodanya. Otot-otot di perutnya berkontraksi, otot-otot di kakinya bergetar melawan bisepkusaat kepalanya mengangguk berulang kali untuk memberi semangat.
Yesus Kristus. Dia akan datang ke mulutku dalam hitungan detik. Aku menggandakan usahaku, menjilatinya, mengusap klitorisnya yang bengkak, mengerang kenikmatan saat rasa manisnya menyentuh bagian belakang tenggorokanku.