Chereads / TULUS / Chapter 19 - Chapter 19 TIDAK MIRIP MAMI DAN PAPI

Chapter 19 - Chapter 19 TIDAK MIRIP MAMI DAN PAPI

Diam nya putra mereka bukan tanpa alasan, ank itu juga bertingkat lebih sensitif dari biasanya.

Aktivitas hariannya seperti biasa Anindia membangunkan Leo untuk pergi sekolah. Setelah itu mereka langsung pergi ke bawah untuk sarapan.

"Sayang hari ini yang anter Leo kamu aja ya, sekalian ke kantor kan arahnya sama." Kata Anindia kepada Ahmer

"Iya sayang." Jawab Ahmer

Leo hanya terdiam saja dan melanjutkan langkahnya.

"Ya udah kalau gitu aku berangkat dulu ya sayang." Kata Ahmer kepada Anindia

"Iya sayang Hati-hati." Jawab Anindia

"Aku juga berangkat sekolah dulu ya mi." Kata Leo kepada Anindia

"Iya sayang, yang pinter ya sekolahnya." Jawab Anindia

Kemudian Anindia mencium tangan Ahmer dan juga mencium kening Leo. Begitupun dengan Ahmer seperti biasa, ia mencium kening Anindia.

Tiba di sekolah, pada saat Leo sedang bermain sama teman-temannya. Tiba-tiba ada seorang anak yang nakal namanya Raka, dia mengganggu Leo dan ngata-ngatain Leo.

"Kembalikan penggaris punya aku Raka." Kata Leo kepada temannya dengan wajah marah

"Sini ambil aja kalau bisa." Kata Raka sambil ia berlari membawa penggaris Leo.

Anak itu semakin menjadi mempermainkan Leo yang pendiam.

"Sini penggarisnya Raka." Kata Leo mengejar Raka

"Hahahaha tuh ambil." Kata Raka melempar penggaris Leo

"Raka." Kata Leo marah dan ia langsung mendorong tubuh Raka sehingga terjatuh

"Berani kamu mendorong ku." Kata Raka terbangun

"Kamu yang mulai duluan." Kata Leo

"Dasar anak pungut." Kata Raka

"Apa kamu bilang?" Kata Leo semakin marah

"Iya kamu anak pungut kan, wajahmu aja tidak ada miripnya sama orang tua mu." Kata Raka

"Apa maksudmu ngomong gitu." Kata Leo dan ia mendorong lagi tubuh Raka

Leo dan Raka mereka saling dorong, lalu ada seorang guru yang melihat kejadian itu. Dan guru itu langsung menghentikan perkelahian Leo dan Raka.

"Stop, Leo Raka." Kata guru itu memisahkan perkelahian Leo dan Raka

"Kalian masih kecil sudah berantem." Kata guru itu

"Leo yang duluan bu." Kata Raka

"Bukan aku bu, Raka yang duluan." Kata Leo

"Udah-udah sekarang kalian masuk ke kelas." Kata guru itu

Mereka pun pergi ke kelas dengan wajah yang masih penuh dengan amarah. Leo selama di kelas ia tidak fokus belajar karena ia terus memikirkan perkataan Raka yang menyebutnya anak pungut.

Setelah pulang sekolah Leo menangis bercerita pada Anindia dan Ahmer. Kebetulan Ahmer pulang lebih awal dari kantor.

"Hu hu hu." Leo langsung menangis begitu sampai rumah

"Sayang kenapa kamu pulang sekolah nangis?" Kata Anindia panik karena melihat Leo tampak berurai air mata.

Rasa khawatirnya kian menguat setelah anak itu diam beberapa hari. Tatapannya kian sakit melihat sang anak belum juga membuka pembicaraan.

"Ayo cerita sama mami dan papi." Kata Ahmer

"Tadi kata Raka, wajah Leo tidak mirip mami dan papi. Katanya Leo anak pungut." Kata Leo menangis.

Seketika perasaan Anindia sangat terkejut dan langsung sakit mendengar penuturan sang putra.

"Kamu anak mami dan papi sayang." Jawab Anindia memeluk Leo. Tak tega menerima perkataan sang anak yang mengalami itu membuatnya amat sangat kesal.

"Ini gak bisa di biarin, kita besok harus pergi ke sekolah untuk negur anak itu. Kalau perlu kita besok harus temui orang tua anak itu." Kata Ahmer sangat marah. Anindia setuju.

"Udah jangan nangis lagi sayang, kamu itu anak nya mami sama papi bukan anak pungut." Kata Anindia menenangkan anaknya.

Keesokan harinya, Anindia dan Ahmer ia berniat mau pergi ke sekolahnya Leo untuk menegur Raka dan menemui orang tua Raka.

Di sekolah Leo

"Selamat pagi pak Ahmer, bu Anindia." Kata guru Leo menyapa Ahmer dan Anindia

"Selamat pagi bu." Jawab Anindia

"Kalau boleh saya tau, ada keperluan apa ibu dan bapak ke sini?" Tanya guru itu

"Kami ke sini ingin menemui anak yang bernama Raka, kalau perlu kami ingin bertemu juga sama orang tuanya Raka. Ibu bisa kan memanggil orang tuanya Raka ke sekolah sekarang juga?" Kata Anindia dengan wajah yang mulai memanas

"Apa gara-gara yang kemarin waktu Leo sama Raka bertengkar?" Tanya guru itu

"Ibu suruh saja orang tuanya Raka ke sini sekarang juga." Kata Ahmer kepada guru itu

"Baik pak." Jawab guru itu, kemudian guru itu menelepon orang tuanya Raka

Tidak lama orang tuanya Raka datang ke sekolah.

"Permisi bu, ini sebenarnya ada masalah apa ya dengan anak saya Raka sehingga saya di panggil kesini?" Kata orang tuanya Raka

"Anak ibu telah ngatain anak saya anak pungut, ibu bisa gak kasih tau anaknya supaya omongannya di jaga." Kata Anindia marah pada ibunya Raka

"Apa benar itu Raka?" Tanya ibunya pada Raka

"Iya ma, karena Leo sudah mendorong aku jadinya aku kesel sama dia." Kata Raka

"Tapi dia duluan yang ngambil penggaris aku, makanya aku mendorong dia." Kata Leo membela diri

"Tuh denger." Kata Anindia kepada orang tuanya Raka

"Maafin anak atas perlakuan anak saya." Kata orang tuanya Raka

"Bilangin sama anaknya jangan pernah ngatain anak saya anak pungut." Kata Anindia

"Ayo cepat Raka minta maaf sama Leo." Kata orang tuanya Raka menyuruh Raka meminta maaf kepada Leo

"Leo maafin aku ya karena sudah mengambil penggaris kamu dan juga ngatain kamu." Kata Raka meminta maaf kepada Leo

"Iya, aku juga minta maaf karena sudah mendorong kamu." Kata Leo

Kemudian Raka dan Leo bersalaman.

Tidak terasa Leo sudah satu minggu sekolah, hari ini adalah hari minggu. Ahmer berniat mengajak Anindia dan Leo pergi ke patai.

"Sayang hari ini kan hari minggu, gimana kalau kita pergi ke pantai." Kata Ahmer

"Boleh juga tuh sayang." Jawab Anindia

"Asik aku mau ke pantai." Kata Leo seneng

"Ya udah, kalau gitu ayo kita siap-siap dulu." Kata Anindia

Setelah selesai siap-siap, mereka langsung pergi ke patai naik mobil hanya bertiga. Di perjalanan mereka sangat bahagia, mereka becanda dan tertawa. Sesampainya Leo merengek karena ingin langsung main di sisi pantai.

"Mami ayo cepat, aku mau berenang di dekat ombak." Kata Leo merengek

"Iya ayo sayang." Kata Anindia

Mereka pun pergi ke pantai mendekati ombak, di sana mereka main pasir, bermain di air, lari-lari saling becanda tidak lupa mereka berfoto bersama. Rasanya hidup mereka begitu sempurna. Kebahagiaan kini sedang menghampiri mereka bertiga.

Setelah selesai bermain di pantai mereka kelaparan, mereka pun langsung memesan berbagai macam seafood seperti lobster, cumi, kerang, Kepiting dan tidak lupa dengan menu tumis kangkung untuk mereka makan bersama.

Setelah selesai makan, mereka langsung pergi lagi ke pinggir pantai untuk menikmati sunset.