"Papa, sepertinya Naya harus pergi. Papa tetap semangat, ya. Jaga diri papa baik-baik," tutur Naya dengan tatapannya yang penuh kasih.
Naya tidak rela jika Zarius menguasai perusahaan Dristamto Xei. Sebisa mungkin ia harus menguatkan Dito agar mau bekerja di perusahaan papa mertuanya agar bisa melindungi aset yang dimiliki Bram.
"Papa harus ingat ya, pah. Jangan buat keputusan lagi tanpa sepengetahuan mama. Itu sangat berarti bagi mama." tambah Naya lagi yang langsung diangguki oleh Bram. Bram yang tidak mau mengulangi kesalahannya pun akan semakin hati-hati, tapi sejauh ini Zarius tidak mencurigakan.
"Papa juga titip cucu papa, ya. Perjuangkan pernikahan kamu dengan Dito. Papa akan sangat mendukung kalian." pepatah Bram.
"Tentu, pah."
Naya pun segera pulang menuju restoran. Ia harus berbicara bersama Dito, sebelum semuanya terlambat. Namun, ketika Naya hendak masuk lift, ada seseorang di dalam sana.