"Aku tidak bisa percaya jika Dito meminta nomor Rahma diam-diam. Selama aku mengenalnya, aku belum pernah mengetahui Dito meminta langsung nomor wanita. Seno, gimana ini." lirih Naya yang masih hanyut dalam kesedihannya.
Jika ditelaah, masalah ini memanglah tidak besar. Dito meminta nomor Rahma mungkin ada keperluan, tapi Naya sudah lebih dulu mendidih karena ucapan teman laki-lakinya yang seperti nyata.
Tak lama dari itu terdengar ketukan dari kaca mobil. Dito meminta agar Naya membuka pintunya. Ia harus menceritakan dan menyelesaikan masalahnya saat itu juga. Karena merasa kesal Naya tidak kunjung membukanya. Namun, pada saat Dinda terlihat menghampirinya, Naya langsung menyeka air matanya agar tidak terlalu diejek nantinya.