"Dit, dengerin gue. Maafin gue karena udah kelewatan. Gue gak mau Lo cuek kaya gini." bujuk Naya saat Dito kembali ke tempatnya. Ia sudah tidak memperdulikan lagi keadaan di sekitar. Jika sebelumnya ia takut para karyawannya kepo akan hubungannya dengan Dito, tapi kali ini Naya mengabaikannya. Yang terpenting sekarang adalah Dito bisa berbicara kepadanya lagi.
"Maaf, nona muda. Sebaiknya nona istirahat saja. Atau tidak, lebih baik nona muda pulang. Den Nanta pasti menunggu nona. Bagaimana kalau den Nanta Sam Dristamto Xei menangis mencari ibunya."
Meskipun Dito sudah mau berbicara kepadanya, tapi Naya merasa jika ucapan Dito tidak seperti biasanya. Ia merasa ada yang beda.
"Dit, plis lah jangan seperti ini. Gue gak mau kalau sekarang Lo jadi beda. Jangan buat jarak lagi." Naya terus merengek.
"Nona muda, tolonglah. Mereka jadi melihat kita. Nanti nona muda pasti akan kewalahan jika mereka mulai kepo."
