"Penasaran banget, sih. Tadi dia ngomong apa, gue cek dulu ah."
Dito pun mengecek video dan rekamannya di parkiran. Sebelum itu ia melihat situasi dan kondisinya terlebih dahulu. Agar tidak ada yang mengetahui jika dirinya sedang bertugas menjadi orang yang memata-matai.
Saat dirinya menyimak kalimat-demi kalimat yang diucapkan oleh Bianca, ia sedikit tertegun dengan satu kata yang menyebutkan nama wanita yang tentu ia mengenalinya. "Naya?! Apa Naya yang dimaksud oleh Bianca itu Naya Hunaisi Azzahra?" kedua alisnya tampak mengerut sempurna.
"Jika Naya ini benar-benar Naya Hunaisi Azzahara, berarti dokter Fania kenal dong sama Naya. Tapi waktu itu kenapa dokter Fania manggil Naya dengan panggilan mba?!" otaknya semakin berbelit. Bukannya lega setelah mendapatkan bukti baru, tapi ia malah sengsara karena hatinya gelisah tak menentu.
