"What?! Istriku mematikan sambungan teleponnya hanya demi sahabatnya yang bobrok itu?!" Seno tak percaya.
Entah bagaimana keduanya sekarang. Entah itu salah Seno, atau memah salah istrinya. Atau mungkin juga salah Dito yang mencoba untuk kembali mengobrol dengan sahabatnya yang sudah menjadi istri orang lain. Tidak akan berhenti sampai di sana, Seno sudah punya tekad untuk terus menghubungi istrinya dan mengganggu kebersamaanya dengan Dito.
"Ngapain lagi sih itu om-om? Gak bisa apa gak gangguin obrolan kita? Jadi lupa kan tadi sampai mana batas obrolannya."
Naya hanya menggeleng heran atas kejadian yang sedang menimpanya. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengikuti alur kegiatannya yang sekarang. Jika ia mematikan sambungan video call-nya, ia takut menyesal lagi karena sudah mengabaikan Dito. Tapi jika ia meresponnya seperti ini, ia takut akan Dito yang semakin kecanduan dan terus meminta mengobrol dengannya.