Naya tidak tahu siapa yang akan menjadi orang suruhan Bianca. Setelah berjam-jam ia masih belum menemukan orang yang mencurigakan, padahal sejak tadi ia ingin melihatnya.
"Naya, hai. Apa aku boleh duduk di sini?"
Saat Naya sedang mengedarkan pandangannya ke arah lain, tiba-tiba teman sekelasnya datang sambil membawa cemilan yang baru dibelinya. Dengan sopan Naya mempersilahkan temannya itu untuk bergabung bersama mereka. Di meja kantin yang ada di pojokan sekarang sudah ada empat orang. Naya, Dinda, Aisya, dan Sisil.
"Sepertinya kamu fasih banget berbicara indonesia, kamu asli Indonesia?" tanya Naya.
Selama dua minggu di Denmark, temannya yang sudah ia tahu lebih dalam adalah Aisya. Gadis asli arab yang juga sedang memperjuangkan cita-citanya sebagai chef international. Dan perasaan Naya sekarang ia akan punya satu teman lagi, tentu ia senang dan sangat menanti mereka yang mau bersahabat dengannya.
