Seno tak bergeming, ia masih dalam pembaringannya.
"Seno! Malam-malam begini papa teriakin kamu, ya. Tapi kamu malah diem aja, punya telinga gak?!" Bram semakin mengamuk.
Naya semakin merasa khawatir, baru kali ini ia melihat papanya marah pada suaminya. Sebelumnya ia tidak pernah melihat ataupun mendengar Bram semarah ini, fix Naya merasa bersalah.
"Pa-papa, maaf. Sepertinya ini salah Naya, pah. Naya sudah membuat mood Seno buruk, jadinya ia tidak mau pergi ke mana-mana. Maafin Naya, pah. Ini bukan salah Seno, jadi papa jangan marahi Seno seperti itu, ya. Naya mohon." bujuk Naya dengan sedikit terbata-bata.
Seno menyeringai puas. "Hayoloh, Naya. Mau gimana kalau udah seperti ini? Cemas pasti dia." batinnya penuh kepuasan.
Bram yang tahu Seno sedang mengerjai Naya, ikut mengerjainya. Karena ia juga ingin tahu bagaimana reaksinya ketika Seno dimarahi seperti itu. Apakah akan dibela, ataukah malah sebaliknya?