"Loh, ko jadi cepet sih laju mobilnya?!" syok Fania sambil menggenggam tali tasnya sendiri.
"Percuma, Nayanya juga sibuk. Aku ingin segera pulang, karena baru Naya akan mau berbicara denganku." ucap Seno ketus.
Tanpa ingin dikomentari lagi Seno semakin meningkatkan laju kecepatan mobilnya. Bahkan Bianca yang tadinya ingin mengajak ngobrol Seno pun jadi menciut. Tubuhnya jadi memepet ke sebelah kiri, lalu tangannya kuat mencekal pegangan yang ada di pintu mobilnya. Kedua matanya terpejam ketakutan, bisa-bisa ia mabuk jika laju kecepatannya terus seperti itu.
"Seno! Aku takut, plis jangan ngebut-ngebutan." Bianca memindahkan cekalannya ke lengan Seno.
Seno yang melihat tangan Bianca ada di lengannya, amarahnya semakin membuncah. Ia belokkan setirnya ke sebelah kiri dengan tiba-tiba, dan mengeremnya dengan keras. "Awww …," membuat kepala Bianca terjedot jendela mobil.