"Pah, bagaimana ini. Aku tidak yakin mama akan menerima Naya sebagai menantunya. Mama tidak ingat semua itu," gerutu Seno pada Bram yang juga merasa bimbang.
Seno baru saja merasakan kedamaian berumah tangga dengan Naya, ia berhasil merobohkan dinding perizinan eyangnya yang sebelumnya tidak mau menerima wanita lain selain Clara. Beruntung Clara memilih papanya, dan pergi dari kehidupannya. Belum lama kedamaian terjadi, Naya sudah berubah karena kejadian salah paham di restoran kemarin, dan sekarang ditambah mamanya yang lupa ingatan. Seno akan lebih sulit mempertahankan rumah tangganya.
"Pah, gimana ini?" tanya Seno lagi.
"Seno, sudahlah. Papa yang akan menghandle mamamu, papa akan terus perjuangkan Naya untuk selalu ada di sampingmu. Tidak ada wanita terbaik kecuali Naya, dengan itu papa akan selalu menahan Naya agar tidak keluar dari keluarga kita jika nanti mamamu berubah." jawab Bram meyakinkan Seno.