Naya masih terdiam saat Seno hendak pergi ke kantor, ia hanya bergerak menyiapkan perlengkapannya saja. Meski bersikap seperti itu, tapi Seno sedikit tenang karena Naya tidak lagi mengungkit keinginannya yang ingin hengkang dari rumahnya.
"Kamu tetap di sini untukku, ya?! Aku pastikan akan pulang cepat untukmu, nanti malam kita pergi ke restoran bersama-sama mengulang momen yang tidak terjadi di hari kemarin. Kemarin gagal, dan malah terjadi hal yang diluar dugaan. Tapi tidak apa, aku akan bersabar menunggu hingga nanti malam." ucap Seno saat dirinya hendak masuk mobil.
Naya tak bergeming, ia hanya menunduk dan menatap lantai yang tidak memiliki kesalahan apa-apa. Di dalam hatinya menyeringai penuh kepuasan karena nanti malam ia sudah tidak lagi berada di rumahnya, ia akan kabur pagi ini juga.
"Ya sudah, aku paham kamu masih marah. Aku berangkat, ya." akhirnya Seno pasrah, ia memutuskan untuk segera berangkat setelah tangannya disalami Naya tanpa ekspresi.