Dinda mengerutkan alisnya saat melihat Naya yang senyum-senyum sendiri ketika sedang menuangkan mayonise ke dalam mangkuk. Beberapa kali ia memanggilnya, tapi Naya tetap tidak meresponnya. Akhirnya Dinda sedikit mencolek mayonise-nya dan ia baluti ke bibir Naya.
"Dinda?!" kejut Naya dengan tawa malunya.
"Kamu kenapa sih, Naya? Dari tadi senyum-senyum terus, mikirin abang CEO, ya?!" ledek Dinda dengan senggolannya.
Naya jadi salah tingkah, "Apaan sih, kamu. So tahu banget, aku itu lagi seneng. Alhamdulillah ...," akhirnya Naya memutuskan untuk menceritakan semua yang terjadi dengan dirinya. Ia bahagia karena Tuhannya memudahkan apa yang selama ini dianggap ribet olehnya dan suaminya, tidak diduga hati Frans melembut untuk menerima Naya.
['Istriku, nanti sore kita langsung ke rumah papa, ya. Katanya eyang ingin bertemu,']