Saat Seno berhasil menyuapi Naya hingga tidak ada nasi yang tersisa di piringnya, Naya pun langsung naik ke atas kasur untuk istirahat. Ia tidak menghiraukan suaminya yang masih ada di sofa, yang ia inginkan hanyalah istirahat.
Baru saja memejamkan matanya, Naya terganggu oleh Seno yang terus mendekatinya. Tidak ada tujuan lain dari Seno selain mengembalikan mood Naya terhadapnya, tapi Naya menganggap perbuatan Seno dengan perbuatan yang rese. Ia pun bangkit sambil memeluk gulingnya, lalu ia berbaring di sofa tanpa menoleh sedikit pun ke arah Seno. Sedangkan Seno menghembuskan nafasnya kasar, ia sangat membutuhkan kesabaran untuk membujuk Naya agar mau memaafkannya.
Ide jahilnya semakin ia tunjukkan, Seno bangkit dan ikut berbaring di sofa bersama Naya. Membuat Naya geram dan bergemuruh tidak suka, ingin rasanya Naya berteriak mengusir Seno dari dekatnya. Tapi itu tidak mungkin karena Naya sudah berjanji tidak akan berkata apapun kepada Seno.
