"Naya, kamu lupa? Di sini ada aku, dan tentu di hatimu ada pemilikmu. Kuatkanlah dirimu, tenangkan, agar bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan tepat." Seno berusaha menguatkan Naya dengan sebisanya.
Naya pun menggenggam erat tangan sang suami, tentu ia berharap ketenangan itu ada agar bisa berbicara dengan Asih yang sudah mengetahui rahasianya. Di sana pun Naya meminta saran waktu yang tepat untuk bertemu dengan Asih, ia tidak bisa tinggal diam dengan masalah ini.
"Nanti, setelah dirimu sehat, pikiran dan hatimu tenang, kita akan pergi ke rumah Bu Asih." ucap Seno.
"Aku tinggal dulu sebentar, ya." lanjut Seno dengan mengecup kening Naya.