Naya tak menjawab, ia tau jika itu bukanlah bi Nemi. Naya hanya terus bersikap datar dengan kedua tangannya yang sibuk mencincang halus bawang merah, bawang putih, dan jahe setelah membersihkan kepiting jumbonya. Suara irisan itu sangat terdengar jelas di telinga Seno hingga membuatnya tersenyum menyungging.
"Neng, mau dibantu gak?!" tanyanya sekali lagi, ia terus menggoda Naya agar hubungannya mencair dan tidak lagi panas seperti api yang siap dinyalakan.
Naya masih tak merespon, ia melupakan sesuatu dengan kepitingnya. Kedua tangannya langsung mengangkat kepiting jumbo itu dan memindahkannya ke atas talenan kayu, kedua tangannya berkerja dengan beda pekerjaan. Tangan kiri memegang kepiting, tangan kanan memegang palu berukuran kecil. Ia menoleh ke arah suaminya yang ada di samping itu, lalu tanpa ragu ia mememarkan kaki kepiting jumbonya dengan ketukan yang membuat Seno sedikit melangkah mundur.
