"Bukannya dia sudah aku larang datang kesini?" batinnya bertanya-tanya.
Dito pun menyuruh Naya untuk kembali menikmati konsernya dengan beberapa kali gerakan tangan. Lalu, ia kembali melipatkan kedua tangannya untuk mengawasi Naya dari jarak jauh.
Berbeda dengan Naya yang sudah mulai merasa tenang, Bryan merasa gelisah karena Naya tidak kunjung memakai baju yang ia minta. Padahal sebelumnya ia sudah menulis di dalam surat itu.
"Aku harus menghampirinya, meminta maaf, dan menagih apa yang sudah aku minta." ucap Bryan yang langsung bangkit dari duduknya.
Belum saja ia sampai di samping Naya, penjaga yang ada disana sudah menahannya. Ia tidak tahu penjaga itu dari mana dan bertugas atas perintah siapa. Tapi yang ia lihat, tidak ada atribut khusus yang melekat di jas hitamnya.
"Siapa kamu? Aku ingin duduk disana." ucap Bryan dengan intonasi sedikit meninggi.