Ketika berhenti di lampu merah, Dito mengetuk kaca mobil tepat di pintu sebelah Naya. Naya pura-pura tidak tahu dan hanya fokus ke arah depan. Dibiarkan seperti itu membuat Dito semakin menjadi. Ia meneleponnya dan meminta agar Naya membuka jendelanya.
"Ya ampun gitu aja susah banget." ketus Dito.
"Mau apa?!" Naya tak kalah ketus dari Dito. Ia bahkan melesatkan tatapannya ke arah lain setelah menatap Dito beberapa detik.
"Yailah, Nay. Gitu banget tuh muka. Gue cuma mau Lo jawab gue sekarang. Lo gak mau ucapin apa gitu ke gue setelah kejadian tadi. Maaf, ke. Atau apa gitu." tanya Dito.
Naya tersenyum menyungging, "Tidak perlu." ucap Naya datar. Lantas ia pun menutup kaca mobilnya berbarengan dengan lampu hijau. Entah kenapa ia senang melakukan itu, padahal Dito sudah membuatnya merasa dispesialkan, ini malah membalas jelek.
Ting!