"Baiklah semuanya. Salam penghormatan dari saya, Bianca putri kesayangannya tuan Zarius. Kali ini saya akan mengumumkan betapa bahagianya saya karena sudah mendapatkan apa yang saya idam-idamkan sejak dulu. Mendapatkan ini bukan berarti saya jahat, melainkan saya bertekad kuat untuk bisa mendapatkannya. Dan ternyata, Tuhan memberi saya kesempatan untuk bisa mencicipi apa yang saya mau."
Bianca menyapa semua orang yang ada disana, termasuk keluarga Dristamto Xei. Disana Naya terus menahan air matanya agar tidak turun. Ia merasa tidak terima jika tempat pelatihan terbaik milik papa mertuanya sudah diambil alih oleh orang yang ingin menghancurkannya.
Melihat Naya tidak kuat akan ujiannya yang ini, Fania langsung mengelus punggung tangan sang menantu kesayangan dengan lirihan kata penuh semangat. Harapannya Naya bisa kuat dengan dukungannya yang seperti ini. Karena memang, melepas sesuatu yang dicintai itu sangatlah berat.