"Naya, kamu belum tidur?!" tanya Asih saat ia baru masuk kamar. Selama di rumah Naya, ia pun diminta untuk tidur di sampingnya. Karena Naya tidak mau kesepian, padahal sang jagoan selalu setia menemaninya siang dan malam.
"Belum, Bu. Naya masih kepikiran dengan surat yang ditinggalkan oleh Seno. Naya bingung harus berbuat apa." jujurnya yang membuat Asih paham dengan apa yang sedang terjadi. Disana Asih pun segera mendekati Naya dan si jagoan Nanta.
Ia mengelus kepala Nanta dengan lembut, dan melakukan hal yang sama kepada Naya. Namun, ketika ia melakukannya kepada Naya, ia berucap, "Kamu tidak perlu bingung, nak. Dito adalah kamu. Dia setia menunggu, seperti apa yang dilakukan olehmu saat ini. Kabarilah ibu jika nanti kamu sudah siap dengan permintaan suamimu itu. Dan jika pun kamu tidak akan pernah siap, tidak apa. Kamu tetap kabari ibu juga."
